KANADA – Seorang imam di Kanada mengaku telah menerima ancaman pembunuhan dan mendapat seruan untuk membakar sebuah masjid di dekat Toronto pada Rabu (26/04/2017) kemarin.
Di tempat terpisah, tepatnya di ibukota Kanada, Ottawa, sebuah “ujaran kebencian” ditemukan di Islamic Care Centre, setelah terjadi kebakaran di sisi bangunan.
Global News melaporkan bahwa Imam Ibrahim Hindy menerima sebuah email ancaman yang disertai gambar seorang pria digantung. Hindy adalah anggota dewan sekolah kelompok perbandingan agama di Mississauga, sebuah kota di luar Toronto.
Bulan lalu, dewan sekolah mengadakan pertemuan tentang protes anarkis terhadap sebuah sekolah yang mengizinkan para siswa Muslim untuk melaksanakan Shalat Jum’at. Saat pertemuan, seorang tiba-tiba merobek-robek Al-Qur’an dan menyebarkannya ke lantai.
Hindy telah berbicara dengan dewan sekolah mengenai hal itu. Namun ia mengatakan tidak pernah mengira akan menjadi sasaran kebencian.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa itu akan terjadi dan orang-orang akan menyerang saya dengan serangan semacam itu. Orang-orang mulai menyerang saya secara online. Dari situ saya mendapat ancaman pembunuhan di alamat email saya,” katanya kepada Global News.
“Mereka juga ada di media sosial, orang-orang berbicara secara eksplisit tentang membakar masjid tempat saya bekerja,” ujarnya
Pekan sebelumnya, kaca-kaca jendela di sebuah Masjid Ottawa dipecah. Hingga akhirnya seorang pria 27 tahun menyerahkan diri ke polisi untuk mengakui perbuatannya tersebut.
Menurut lembaga survei pemerintah pada 2011 , terdapat 1.053.945 Muslim di Kanada atau sekitar 3,2% dari total penduduk. Oleh karenanya, Islam menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen. Mayoritas warga Islam di Kanada adalah Muslim Sunni, sedangkan yang lain menganut paham Syiah dan Ahmadiyah.[]
Sumber: World Buletin