TIDAK ada manusia yang luput dari kesalahan, pujian, cobaan dan ujian dalam hidup semata-mata bukan untuk kesengsaraan ataupun keterpurukan. Belajar dari kesalahan dan syukuri apa adanya, karena semua yang kita lakukan akan di pertanggung jawabkan di akhirat atau kiamat kelak.
Dan pada saat hari akhir atau kiamat orang-orang berhamburan kemana-mana dan seisinya berterbangan. Tapi tidak dengan tujuh golongan yang dinaungi Allah SWT ini. Siapa saja mereka?
BACA JUGA: Keajaiban-keajaiban saat Hari Kiamat
Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” (HR Bukhari)
Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.
Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.
Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama’ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.
Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah. Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub.
Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.
Dari Abu Hurairah RadhiAllahu ‘Anha, Rasulullaah Shalallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kelak di hari kiamat, Allah akan berfirman,”Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepada-Nya dalam naungan-Ku di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku” “Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai. Apakah tidak perlu Aku tunjukkan pada satu perkara, jika kalian melakukannya, maka niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.“ (HR Muslim)
BACA JUGA: 5 Tanda Kiamat yang SudahTerjadi Saat Ini
Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: “Aku takut kepada Allah”. Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan.
Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.
Terakhir Golongan yang Dinaungi oleh Allah SWT di Hari Kiamat yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.
Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah. []