ABDULLAH bin Asy-Syakhiir berkata dalam hadist yang sahih, “Aku menemui Nabi SAW saat beliau sedang shalat, dan dadanya terdengar suara gemuruh menahan tangis, seperti bergolaknya air yang mendidih di dalam panci. ”Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam 19: 58)
Nabi SAW memberitahukan tentang kemuliaan menangis dari rasa takut kepada Allah SWT. Maka beliau menyebutkan golongan yang mana Allah SWT akan menaunginya saat tiada tempat naungan. Terdapat dalam sabdanya, “Seorang yang mengingat Allah dalam kesunyian, kemudian kedua matanya mencucurkan air mata.” (HR Bukhori Muslim dan Abu Hurairah).
BACA JUGA: Menipu Maka Tidak Termasuk Golongan Kami
Menangis adalah bagian dari kesetiaan, dan amal kekasih Allah yang terbaik. Apabila sebagai bentuk penyesalan dari kemaksiatan, dan tertinggal dari ketaatan dan juga ketakutan dari adzab. Sekali-kali tidaklah menangis oleh dunia karena itu tak layak ditangisi.
Terdapat pada ayat dimana Allah SWT pun memuji sebuah kaum dengan berfirman, “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad SAW).”
Saat Nabi menangis dari hati yang penuh dengan rasa takut kepada Allah SWT, maka matanya pun mampu menjelaskan kepada manusia, dan hampir saja tangisannya lebih tajam dari sebuah nasihat dan lebih jelas daripada setiap kata. []
Sumber: Muhammad Ka Annaka Tara/Penulis: Dr. Aidh Abdullah Al-Qarny