SAHABAT Islampos, kapten timnas Swiss Granit Xhaka menyatakan bahwa dirinya tidak akan meniru protes tutup mulut seperti yang dilakukan Jerman terhadap FIFA. Pesepakbola muslim itu mengatakan, dirinya dan timnya datang ke Piala Dunia Qatar untuk bermain sepak bola, bukan untuk memberikan pelajaran kepada siapa pun.
“Saya pikir kami tidak perlu melakukan apapun sebagai tim Swiss. Kami harus menghormati aturan dan berkonsentrasi pada sepak bola kami, hanya itu yang ingin saya lakukan,” kata kapten Xhaka kepada wartawan menjelang pertandingan pembuka Grup G antara Swiss melawan Kamerun pada Kamis lalu.
“Kami di sini untuk bermain sepak bola dan tidak membagikan pelajaran kepada siapa pun.”
BACA JUGA: 21 Pesepakbola muslim di Piala Dunia 2022
Mirip dengan Xhaka, pemain sayap Everton Andros Townsend yang setuju dengan pelarangan ban kapten OneLove di Piala Dunia Qatar. Berbicara di TalksSport, Townsend mengatakan dia merasa tidak nyaman dengan orang-orang yang “memprotes dan mengganggu budaya,” lapor New Castle World .
“Ini percakapan yang sulit. Saya bermain dengan banyak pemain Muslim dan pemahaman saya adalah pernikahan gay dilarang berdasarkan keyakinan agama,” katanya.
“Jika saya kembali ke Rainbow Laces, para pemain Muslim menghormatinya tetapi tidak dapat mempromosikannya karena mereka takut akan bertentangan dengan agama mereka dan pada akhirnya mereka akan masuk neraka. Itu sulit.”
“Ketika mereka berada di negara kami, mereka menghormati keyakinan agama kami. Kami datang ke negara mereka, ya kami tidak setuju dengan itu, tidak ada dari kami yang setuju dengan keyakinan mereka, tapi itu tetap keyakinan agama mereka benar atau salah, mereka percaya karena suatu alasan. Saya agak gelisah [sic] kami datang ke sini, memprotes dan mengacaukan budaya ketika orang-orang ini berada di negara mereka sendiri mengurus bisnis mereka.”
Kontroversi memang terjadi ketika Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022 menegaskan tentang larangan LGBTQ, termasuk kampanye dan penggunaan atributnya sepanjang perhelatan Piala Dunia di negaranya. Larangan tersebut memicu protes beberapa tim dari negara pendukung ‘One Love’ yang melegalkan hubungan sesama jenis. Salah satunya Jerman.
BACA JUGA: Profil dan Rekam Jejak Murat Yakin, Pelatih Timnas Swiss
Para pemain Jerman menutup mulut mereka saat mereka berbaris untuk foto tim mereka sebelum kekalahan mengejutkan 2-1 dari Jepang untuk memprotes sikap FIFA tentang ban lengan bertema pelangi.
Hubungan sesama jenis dan pernikahan sama sekali dilarang dalam Islam, Kristen, dan semua agama samawi. Islam mengajarkan bahwa orang beriman tidak boleh melakukan perbuatan cabul atau dengan cara apapun memanjakan penyebarannya.
Di sisi lain, Gereja Katolik pun mengajarkan bahwa homoseksualitas bukanlah dosa, tetapi menganggap hubungan homoseksual sebagai dosa.
Mantan Paus Benediktus XVI telah menyerukan untuk membela umat manusia dari ancaman yang ditimbulkan oleh perilaku homoseksual, memperingatkan bahwa tindakan homoseksual dapat mengarah pada penghancuran diri umat manusia. []
SUMBER: ABOUT ISLAM