SUATU hari seorang gubernur bernama Syarwan pergi berburu. Di perjalanan, dia merasa haus, lalu dia melihat kebun delima yang ditunggui seorang anak.
Dia meminta air, tapi anak itu berkata, “Kami tidak punya air.”
Dia berkata, “Tolong berikan saya buah delima.”
Anak itu memberinya dan dia langsung memakannya.
Gubernur merasa buah delima itu sangat lezat, sehingga terbetik niat di hatinya untuk mengambil kebun itu. Dia meminta buah delima lagi, tapi rasanya kecut.
Dia bertanya, “Bukankah buah ini dari pohon tadi?”
Anak itu menjawab, “Ya.”
Sang gubernur bertanya lagi, “Lalu kenapa rasanya berubah?”
Anak itu berkata, “Barangkali karena niat paduka telah berubah.”
Gubernur mengurungkan niatnya untuk mengambil kebun tersebut, lalu berkata, “Berikan satu lagi untukku.”
Ternyata, rasanya lebih lezat dibandingkan yang pertama.
Gubernur bertanya, “Kenapa rasanya berubah lagi?”
Anak itu menjawab, “Karena niat paduka telah berubah lagi.”
Manis dan kecutnya buah delima tergantung dari niat-niat sang gubernur.
BACA JUGA:Â Manfaat Buah Delima
Alam merespon setiap niat. Niat yang baik, Alam pun akan memberikan kebaikan. Niat yang jahat, Alam pun akan memberikan yang buruk. Memperbaiki alam semesta dengan memperbaiki niat-niat yang terbesit di dalam dada manusia. []
Sumber: Abdurrahman Asy-Syafi’i, A’malul Kubra, Sahara Publishers
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.