SALAH satu kepribadian menarik pada diri ‘Umar adalah apabila dia melihat orang lain melakukan kebaikan, maka dia akan melakukan kebaikan serupa dua kali lipatnya.
Suatu ketika selepas shalat Shubuh, ‘Umar mengikuti Abu Bakar yang sedang berkeliling di pinggiran kota Madinah. ‘Umar melihat Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya. ‘Umar tidak mengetahui apa yang ada di dalam gubuk itu dan apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. ‘Umar mengetahui segala kebaikan yang dilakukan Abu Bakar kecuali rahasia urusan gubuk tersebut.
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar Melempar Berhala dengan Batu
Hari terus berjalan, sementara ‘Umar selalu mendapati Abu Bakar mengunjungi gubuk kecil itu. ‘Umar penasaran perihal apa yang dilakukan Abu Bakar di sana. Sampai akhirnya ‘Umar memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah Abu Bakar meninggalkannya. ‘Umar ingin melihat apa yang ada di dalam gubuk itu.
Dia ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh sahabatnya di situ. ‘Umar kemudian masuk ke dalam gubuk kecil itu, di dalamnya ‘Umar mendapati seorang nenek tua yang lemah dan buta. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu.
‘Umar tercengang dengan apa yang dilihatnya. Rasa penasaran ‘Umar bertambah, “Ada hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakar?” gumamnya. ‘Umar langsung bertanya kepada si nenek, “Apa yang dilakukan laki-laki itu di sini?”
BACA JUGA: Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq
Nenek itu menjawab, “Demi Allah, aku tidak mengetahui, wahai anakku. Setiap pagi dia datang, membersihkan rumahku ini dan menyapunya. Dia menyiapkan makanan untukku. Kemudian dia pergi tanpa berbicara apapun denganku.”
‘Umar menekuk kedua lututnya. Kedua matanya basah berlinang air mata. ‘Umar berkata, “Sungguh, engkau telah membuat lelah khalifah sesudahmu, wahai Abu Bakar.” []
Sumber: The Golden Story of Umar bin Khaththab/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014