PALESTINA—Penembakan yang dilakukan sniper Israel terhadap perawat Palestina Razan al Najjar membuat para tenaga medis di Gaza khawatir. Mereka takut tidak ada lagi jaminan terhadap keselamatan mereka saat bertugas.
Selama ini, tenaga medis di Jalur Gaza telah memiliki prosedur ketika membantu orang-orang yang terluka agar tidak menjadi penembak jitu Israel.
BACA JUGA: 5 Fakta tentang Razan Al-Najjar, Petugas Paramedis Palestina yang Dibunuh Israel
Namun penembakan atas Razan membuat mereka menjadi khawatir jika prosedur itu tidak membantu lagi.
Prosedur yang selama ini ditempuh adalah mengenakan baju putih dengan garis warna yang mencolok untuk memastikan penembak jitu mengenali mereka dari jarak jauh.
Saat mendekati korban yang jatuh di dekat pagar perbatasan Gaza-Israel, mereka akan bergerak perlahan, mengangkat tangan, dan berteriak keras-keras, “Jangan menembak, ada yang terluka.”
Prosedur ini penting agar di antara ban-ban yang terbakar dan asap dari gas air mata, mereka tetap dikenali sebagai tenaga medis dan tidak akan ditembak tentara Israel.
Namun, prosedur tersebut dikhawatirkan tak bisa lagi menjadi jaminan keselatan setelah Razan al Najjar tewas terkena tembakan sniper Israel pada 1 Juni lalu. []
SUMBER: BBC