Oleh: Sahailu Said
Cileungsi
suhailusaidkhudair@gmail.com
“GULAI Otak” terasa seram membayangkannya, otak di gulai, tapi kalau pemasaknya handal mungkin bisa membuat lupa yang memakannya, otak kok di konsumsi, seperti kehabisan bahan pangan saja. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari otak gulai atau gulai otak. Ini menandakan otak itu murni aslinya tidak terkontaminasi oleh apapun, asli begitu saja, seperti lembaran buku tulis yang baru. Belum tertoreh dengan tinta sedikit pun.
Begitu juga Otak hari ini, terlalu banyak pencuci otak yang mencuci ribuan, jutaan, atau bahkan lebih banyak dari sekedar nominal. Otak yang sejak awal difungsikan untuk memerintahkan anggota tubuh yang satu dengan yang lain untuk suatu hal yang bermanfaat, seperti sepersekian detik otak menerintahkan tangan untuk lepas dari ketidak sengajaan memegang bawah setrika.
Orang bilang tindakan itu “reflek” Namanya, Padahal itu salah satu dari sekian banyak fungsi otak untuk menyelematkan tubuh dari setiap bahaya yang datang, seperti sensor radar saja cara kerjanya, kurang lebih begitu.
BACA JUGA:Â 7 Penyebab Kinerja Otak Menurun
Terlalu banyak hari ini pengalih fokus yang sebagian orang belum menyadari kalau itu sebuah pengalih fokus. Karena terlalu banyak masalah yang lahir di zaman ini, maka banyak pula para Ahli Fiqih yang dibutuhkan untuk meluruskan kerancuan yang ada.
Seperti ungkapan “bantu orang tua tiada habisnya, ini mah bukan tugas anak, mengapa anak ikut-ikutan membantu pembiayaan sekolah adik-adiknya yang banyak, bisa bisa kita nikah dengan lelaki tua karena terlalu sibuk menghabiskan umur dengan label ‘membantu orang tua’ itu hanya segelintir misal dari sekian banyak permisalan yang belum tertulis.
Coba kalau si kakak-kakak itu membalik posisinya menjadi “adik” sedikit banyak tentu ada harapan agar kakak-kakaknya membantunya dalam pembiayaan pembelajarannya, karena si adik menimbang ‘Mungkin Orang tua sudah terlalu letih, sudah banyak terlalu yang berlalu tentunya dalam bingkai memperjuangkan keberlangsungan anak-anaknya.
Hanya saja dewasa kini waktu semakin singkat, semakin singkat pula ketabahan, semakin sempit juga hati untuk sekedar menampung masalah yang ada.’ sebuah kelemahan yang tak terelakkan.
Bukti nyata rapuhnya kita, kalau saja kita menimbang itu semua dengan garis bawah tebal “seperti apapun kondisinya, semerawut apapun masalahnya, kalau Sang Maha Pencipta Ridha, semua tak akan jadi petaka, selamanya.”
Hanya saja segelintir Otak sudah terlalu terwarnai dengan rasa gulai yang kental dengan minyak, santan, dan garam. Sehingga amat sangat sulit mengembalikan otak agar pulih seperti sedia kala sebelum tercampur rasa gulai yang kental dan menyesakan dada.
Ada lagi korban serempetan virus otak yang begitu bertebaran. Seperti seorang wanita yang sangat memginginkan menikah, tapi tidak ingin menerima konsekuensi dari pernikahan itu sendiri. Setelah nikah tentu kebanyakan inginkan seorang generasi penerus atau seorang anak.
Terkadang ia hanya ingin tanpa ada rasa keingintahuan dari konsekuensi tiap keinginannya, hanya berpikir keinginannya terwujudkan, bila kendala datang selesaikan dengan cara yang menurutnya benar tanpa pikir panjang bagaimana hasil dari keputusannya yang akan merugikan banyak orang.
BACA JUGA:Â Masya Allah, Inilah 6 Keajaiban Otak Manusia
Ingin nikah, tapi tak mampu untuk melahirkan atau bahkan mempelajari seluk beluk yang berkaitan dengan “melahirkan” akhirnya sesar jadi jalan pintas yang penting pantas menurutnya, ada lagi ketika bayi sudah berhasil lahir walau sesar ASI tidak keluar, kemudian acuh tanpa ada beban tanggung jawab untuk menentaskan masalah yang sedang dihadapinya, ketika orang-orang mencurahkan rasa kasihan dan perhatian padanya, semua dianggap jutek, tidak mengerti keadaan.
Padahal bila Pencipta telah menciptakan Payudara dan Vagina, pasti ada banyak makna padanya, hanya saja oleh sebagian Otak yang telah terkena Gulai atau berbagai virus nonilahi, menjadikan lupa bahkan menganggap biasa kesalahan yang telah di perbuat. Semoga kita termasuk yang diteguhkan Otaknya dengan Keimanan dan Keridhaan dari Sang Maha Segalanya, serta terhindar dari berbagai virus degredasi otak yang juga melemahkan iman. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: redaksi@islampos.com atau islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.