SURIAH—Tentara Rezim Suriah dikabarkan telah melakukan serangan besar-besaran dengan senjata kimia di bekas kubu oposisi Ghouta Timur dekat Damaskus. Serangan terbaru ini telah menewaskan puluhan orang termasuk perempuan dan anak-anak.
Sumber-sumber medis mengatakan kepada The New Arab pada Sabtu (7/4/2018) bahwa setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 1.000 terluka setelah menghirup “gas sarin” di kota Douma. Gas beracun ini dilemparkan ketika tentara rezim Assad mengaku melakukan serangan untuk menekan para kelompok anti-Assad agar mundur.
“Rezim Assad menggunakan gas sarin yang dilarang secara internasional dalam serangan itu,” kata sumber tersebut.
“Gejala para korban mirip dengan paparan gas sarin seperti kesulitan bernapas, muntah dan berbusa dari hidung dan mulut. Serangan klorin tidak mematikan seperti ini,” tambah mereka.
Pertahanan sipil ‘White Helmets’ mengatakan: “Seluruh keluarga di penampungan di Douma telah diserang dengan gas beracun hingga meninggal. Meski warga bersembunyi di ruang bawah tanah, mereka tercekik akibat gas beracun yang membawa korban tewas menjadi lebih dari 40 orang.”
Kelompok penyelamat mempublikasikan gambar-gambar korban senjata kimia terbaru yang dilaporkan oleh rezim yang menunjukkan korban yang tampaknya mati lemas dengan busa di mulut mereka.
Namun media pemerintah, mengutip sumber resmi, mengatakan bahwa laporan serangan kimia adalah “rekayasa” kelompok anti-Assad.
Rezim Suriah telah dituduh menggunakan gas beracun – termasuk klorin dan sarin – sepanjang konflik dari 2011, namun telah berulang kali membantah klaim tersebut.
Serangan gas sarin ke Khan Sheikhoun tahun 2017 lalu telah menewaskan hingga seratus warga sipil dan menyebabkan AS meluncurkan rudal balasan ke pangkalan udara rezim Assad.
Serangan udara rezim Suriah berlanjut menargetkan Douma, meninggalkan setidaknya 70 warga sipil tewas dalam waktu 24 jam. []
SUMBER: ALARABY