GURU adalah profesi yang mulia. Guru memiliki andil dalam kemajuan peradaban dunia karena guru lah yang mengajari setiap murid yang kelak akan menjadi pemimpin. Dalam Islam, tidak diragukan lagi bahwa guru terbaik di dunia adalah Rasulullah ﷺ. Mengapa demikian?
Rasulullah ﷺ menjadi guru terbaik di dunia karena beliau lah utusan Allah SWT yang meletakkan dasar pendidikan spiritual umat manusia. Tanpa ajaran yang dibawah Nabi Muhammad ﷺ, manusia bisa terjerumus dalam kesesatan. Selain itu, apa yang diajarkan Nabi ﷺ tak hanya berguna di dunia, tapi juga untuk kehidupan akhirat.
Allah SWT memilih Nabi ﷺ menjadi utusan terakhir dan guru terbaik di dunia dan paling sempurna bagi umat manusia.
Nabi Muhammad ﷺ ditugaskan membaca dan menyampaikan pesan Alquran kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad bukan guru biasa, beliau adalah guru terbaik di dunia karena berhasil menetapkan standar pendidikan yang ideal lebih dari seribu tahun yang lalu. Bahkan efek ajaran beliau masih terasa hingga sekarang.
BACA JUGA: Inilah 4 Adab Guru terhadap Murid
Dilansir dari About Islam, ada beberapa alasan mengapa Nabi Muhammad ﷺ dinobatkan menjadi guru terbaik di dunia bahkan selalu menjadi teladan hingga saat ini, di antaranya:
Alasan Pertama Nabi ﷺ Menjadi Guru Terbaik di Dunia: Pembicara Sempurna
Nabi Muhammad ﷺ sangat metodis dalam metode pengajarannya dan tidak pernah terburu-buru dalam pelajarannya. Sehingga dapat memberikan pemahaman kepada para sahabat.
Hal ini berdasarkan penuturan istri tercinta Aisyah, berkata : “Berbicara sedemikian rupa sehingga jika seseorang menghitung kata-katanya, kata-katanya dapat dihitung. (Al-Bukhari)
Nabi ﷺ juga akan mengulangi kata-katanya tiga kali. Kata-kata yang dia ucapkan dan pelajaran yang dia sampaikan tidak ambigu, yang membantu para siswa Islam unggul dalam menyempurnakan iman mereka dan memasukkan Alquran ke dalam hati mereka.
Alasan Kedua Nabi ﷺ Menjadi Guru Terbaik di Dunia: Hidup Sebagai Teladan
Yang Nabi Muhammad ﷺ menjadi guru yang fenomenal adalah karena ia memimpin dengan memberi contoh. Dia sering berceramah kepada para sahabatnya tentang Keesaan Tuhan Yang Maha Esa, menjalani kehidupan yang sesuai dengan Islam dan memikirkan akhirat.
Dalam setiap aspek kehidupannya, Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan dan mengamalkan apa yang dia ajarkan. Hal ini memudahkan para sahabatnya untuk melihat bagaimana menjalani hidup mereka sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Sesungguhnya telah ada bagimu pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang sangat baik bagi siapa saja yang mengharap kepada Allah dan Hari Akhir dan yang sering mengingat Allah. (QS 33:21)
Alasan Ketiga Nabi ﷺ Menjadi Guru Terbaik di Dunia: Tidak Ada Siswa yang Tertinggal
Di ruang kelas merupakan praktik umum bagi guru untuk memisahkan siswa yang pintar dari yang lemah. Siswa yang lebih pintar diberikan kesempatan bagi mereka untuk unggul sedangkan siswa lemah akan dibiarkan saja.
Nabi Muhammad ﷺ tidak membedakan antara siswa berdasarkan tingkat kecerdasan, atau klasifikasi lain yang memisahkan di masyarakat. Beliau tidak pernah berusaha untuk mengecualikan atau mengusir siapa pun dari agama Islam, melainkan menyampaikan pesan yang mencakup seluruh umat manusia.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Demi Allah! Jika Dia dapat membimbing melalui Anda seorang pria lajang untuk Islam, itu akan lebih baik bagi Anda daripada unta merah.” (Al-Bukhari)
BACA JUGA: Para Guru Harus Tahu, Ini 3 Adab Mengajar dalam Islam
Alasan Keempat Nabi ﷺ Menjadi Guru Terbaik di Dunia: Sabar Melewati Kesulitan
Nabi Muhammad ﷺ kerap bertemu dengan orang-orang yang menghina dan membencinya saat ia mulai mengajarkan Islam pada awal kenabiannya. Di Makkah, ia menghabiskan 13 tahun dalam upaya mengajar orang-orang tentang pesan Alquran.
Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan kebijaksanaan dan kesabaran dalam setiap cobaan yang harus dilaluinya. Metode di mana Nabi Muhammad mengajarkan Islam kepada para sahabatnya memiliki efek riak yang telah melampaui berabad-abad untuk menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia saat ini.
Sedangkan di sekolah-sekolah di pusat kota Amerika, guru kerap menyerah untuk menghadapi siswa-siswa mereka yang keras. Bagi banyak guru, mereka hanya akan memberikan perhatian besar kepada siswa yang cepat memahami pelajaran tetapi tidak menjangkau siswa yang harus berjuang untuk mendapatkan pemahaman. []