HABIBANA Salim Segaf Al Jufri, kalau Tuan Guru @ustadzabdulsomad mengutamakanmu, sementara kaupun berkata bahwa dia lebih masyhur, ‘alim, dan tawadhu’, lebih cocok jadi Cawapres Ummat; apa yang dapat kami katakan di hadapan keluhuran budi kalian?
Betapa telah lama kami kering dari teladan pemimpin yang saling menganggap lebih afdhal saudaranya, hingga saling balas ungkapan di antara kalian seperti hujan yang membasuh kemarau hati, seperti salju yang mendinginkan gelegak jiwa, seperti susu yang melembutkan ruhani, seperti madu yang memaniskan perasaan.
Saking jarangnya yang seperti ini terjadi, jangan salahkan kami yang lalu mengingat saat Abu Bakr berkata di Saqifah, “Maka inilah ‘Umar dan Abu ‘Ubaidah, sungguh mereka layak untuk kalian bai’at menjadi Khalifah Rasulillah!”
“Tidak”, sahut ‘Umar, “Kaulah yang lebih utama, kaulah yang harus jadi Khalifah!”
“Wahai ‘Umar, engkau lebih kuat dariku, maka ulurkanlah tanganmu”, sahut Ash Shiddiq.
“Justru ulurkanlah tanganmu”, tukas ‘Umar, “Kekuatanku hanyalah penopang bagi keutamaanmu!”
Jika sesuatu dimulai dengan seperti ini, bukankah berkah yang menanti?
Maka engkau Habibana, Doktor yang dikenang keguruannya, Duta Besar yang dikenang kebesarannya, Menteri Sosial yang dikenang kesosialannya, adalah suluh kepemimpinan di hati kami, sebagaimana Tuan Guru Abdul Somad menerangi kami dengan fiqih yang teliti. Kami rasa, siapapun di antara kalian; betapa dekat rasanya kebaikan.
Harumlah semua itu dengan ungkapanmu, “Jika mereka memperebutkan dunia, biarkan mereka ambil harta, biarkan mereka ambil tahta.. Biarlah kita fokus pada keberkahan dan perjuangan! Menangkanlah Allah dalam akhlaq, menangkanlah Allah dalam politik, menangkanlah Allah dalam seluruh aspek!”
Siap Habibana; bukan Capres dan Cawapres yang kita menangkan. Tiada Yang Menang kecuali Allah!
Izinkan kami kutip sebaris syair Datukmu, Pahlawan Nasional, Guru Tua dari Palu; Habib Idrus ibn Salim Al Jufri, untuk negeri tercinta ini:
كل أمة لها رمز عز
ورمز عزنا الحمراء والبيضآء
“Tiap bangsa memiliki lambang kemuliaannya. Dan merah-putih adalah panji keluhuran kita!” []