Nabi dan Khadijah menikah selama kurang lebih 15 tahun sebelum wahyu pertama turun, dan bahwa Tahun Kesedihan (tahun ketika Khadijah meninggal) terjadi pada tahun kedelapan atau kesembilan setelah wahyu pertama pula, oleh karena itu, usia pernikahan Nabi dan wanita mulia itu mencapai kurang lebih 23 sampai 25 tahun.
Meskipun mereka mengalami tragedi pribadi dalam kematian anak laki-laki mereka, dan kemudian menghadapi penganiayaan orang Quraisy, pernikahan mereka sangat bahagia dan harmonis.
BACA JUGA: Ini Sebab Khadijah Menyandang Gelar Ummul Mukminin
Selama masa sulit tersebut, semua kekayaan Khadijah dihabiskan di jalan Allah Azza Wa Jalla untuk membantu menyebarkan agama Islam bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasalla. Beliau juga membantu membebaskan budak-budak yang telah memeluk Islam, dan membantu memberi makan dan melindungi kaum Muslimin yang perlahan tapi pasti mulai tumbuh dalam segi jumlah dan kekuatan.
Khadijah membebaskan Nabi dari semua pekerjaan, sehingga Nabi benar-benar bisa fokus untuk menyeru orang-orang menuju Allah. Khadijah adalah ibu rumah tangganya dan pengurus keluarganya.
BACA JUGA: Ketika Ali Kecil Melihat Nabi dan Khadijah sedang Menyembah Allah
Maka tidak mengherankan mengapa Khadijah menjadi wanita yang paling dicintai oleh Nabi dan diberi penghormatan khusus oleh Allah Azza Wa Jalla.
Malaikat Jibril mendatangi Nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah, inilah Khadijah, datang kepadamu dengan sajian berisi sup daging (atau makanan atau minuman). Ketika dia sampai di tanganmu, sambut dia atas nama Tuhannya dan atas namaku, dan beri dia kabar gembira bahwa dia memiliki sebuah istana yang terbuat dari Qasab di surga, di mana tidak akan ada kebisingan atau kerja keras apapun, (kelelahan, masalah, dan lainnya).” (Al-Bukhari). []