HADIS tentang dosa berbohong perlu kita pahami, agar hidup lebih tenang dan nyaman. Pastinya seorang manusia pernah berbohong entah itu berbohong tentang hal kecil maupun hal besar, kebiasaan berbohong jika terus menerus di lakukan akan menjadi kebiasaan buruk.
Berbohong bisa mendatangkan dosa dan juga merugikan diri sendiri, tapi bisa juga berdampak kepada lingkungan sosial, merugikan orang lain, dan masih banyak sekali dampak dari kebiasaan berbohong. Jauhilah kebiasaan berbohong, belajar berkata jujur tentang apapun itu karena berkata jujur lebih baik dan akan menimbulkan hal yang positif.
Hadis tentang Dosa Berbohong, Pertama: Berbohong Dapat Menjerumuskan Diri ke dalam Api Neraka
Berbohong adalah akhlak yang tercela dan salah satu sifat orang yang munafik ada sebuah hadis dosa tentang berbohong yang pernah diriwayatkan HR Abu Dawud, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukan, dan keburukan akan menggiring kepada neraka.
Dan sungguh, jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan, hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong.”
BACA JUGA: Makanya Dilarang Nabi, Inilah 9 Akibat Berbohong, Ngeri!
Hadis tentang Dosa Berbohong, Kedua: Kebohongan Menggiring ke Berbagai Keburukan
Menjadi seseorang yang jujur, akan membawa pahala dan kebaikan. Sedangkan menjadi seseorang yang suja berbohong terus-terusan akan membawa seseorang untuk melakukan berbagai keburukan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis dosa berbohong, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
”Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada al-Birr dan al-Birr akan mengantarkan ke surga. Dan sesungguhnya, seseorang benar-benar bersikap jujur hingga dia menjadi orang yang shiddiq. Kebohongan akan mengantarkan kepada semua kefajiran (al-Fujur). Dan kefajiran akan mengantarkan ke neraka.
Sungguh, seseorang benar-benar berbohong hingga ditetapkan di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (Hadis sahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 6094)
Hadis tentang Dosa Berbohong, Ketiga: Bohong dengan Tidak Menepati Janji
Tak hanya untuk orang dewasa, anak-anak pun perlu mengetahui tentang dosa berbohong karena termasuk perilaku yang perlu dihindari.
Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah, dia berkata,
دعتْني أُمي يومًا ورسولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم قاعدٌ في بيتِنا فقالتْ: ها تعالَ أُعطيكَ فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وما أردتِ أنْ تعطيهِ ؟ قالتْ : أُعطيهِ تمرًا، فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : أما إنك لو لمْ تُعطيهِ شيئًا كُتبتْ عليكِ كَذِبةٌ
Artinya:
”Suatu hari ibuku memanggilku, sedangkan Rasulullah saat itu sedang duduk-duduk di rumah kami.
Ibuku bilang, ”Sini nak! Aku beri kamu.” Rasulullah berkata kepada ibuku, ”Kamu akan memberinya apa?”
Ibuku menjawab, ”Aku akan memberinya Tamr (kurma yang dikeringkan).”
Lalu Rasulullah bersabda ,”Apabila kamu tidak memberinya sesuatu, maka akan ditulis kamu telah berdusta.”
(Hadis riwayat Abu Dawud dan dinyatakan sebagai hadis hasan oleh Al-Albani di dalam Shahih Abu Dawud no. 4991)
Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa, hukum berbohong adalah dosa dalam segala keadaan apa pun.
Hadis Dosa Berbohong, Keempat: Kebohongan Tanda Orang Munafik
Hadis dosa berbohong juga dikaitkan dengan orang-orang yang munafik. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut ini, Rasulullah ﷺ menjelaskan tentang nifaq amali dengan sabdanya,
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذَا وعَدَ أخْلَفَ، وإذَا اؤْتُمِنَ خَان
Artinya:
“Tanda orang munafik ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berhianat.”
(Hadis shahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 33)
Hadis tentang Dosa Berbohong, Kelima: Berdusta dalam Rumah Tangga
Hadis dosa berbohong terkait rumah tangga turut dijelaskan yaitu menurut Ummu Kultsum binti ‘Uqbah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ bersabda,
ليس الكذَّابُ الذي يُصْلِحُ بينَ النَّاسِ فيقولُ خَيرًا، أو يَنْمِي خَيرًا
Artinya:
”Orang yang memperbaiki hubungan di antara manusia lalu mengatakan kebaikan dan menyampaikan suatu pembicaraan, bukanlah seorang pendusta.”
Ummu Kultsum kemudian berkata,
ولم أسمَعْهُ يُرَخِّصُ في شيءٍ ممَّا يقولُ النَّاسُ مِنَ الكَذِبِ إلَّا في ثلاثٍ: الإصلاحِ بينَ النَّاسِ، وحديثِ الرَّجُلِ امرأتَهُ، وحديثِ المرأةِ زَوْجَها.
Artinya:
”Dan aku belum pernah mendengar Nabi ﷺ memberikan keringanan dalam suatu kebohongan yang diucapkan seseorang kecuali dalam tiga keadaan,Pertama yakni memperbaiki hubungan di antara manusia, lalu pembicaraan suami kepada istrinya, dan pembicaraan istri kepada suaminya.”
BACA JUGA: 6 Cara Mengenali Orang yang Sedang Berbohong
Ada juga beberapa dampak buruk berbohong didalam hubungan sosial yaitu:
Pertama: Sulit dipercaya orang lain
Kepercayaan itu sangatlah penting, sekali saja kita berbohong dan diketahui oleh lingkungan dapat merusak kepercayaan orang lain yang menimbulkan kekecewaan terhadap diri kita, sangat sulit mengendalikan kepercayaan seseorang terhadap kita jika kita sudah mengecewakan orang lain.
Kedua: merasa tidak tenang
Berbohong bisa membuat diri kita tidak tenang akan hal yang telah kita lakukan, ketidak tenangan itu akan mengganggu aktivitas dan pikiran kita.
Ketiga: Menimbulkan Masalah baru
Ketika kita berfikir dengan cara berbohong akan mengurangi masalah kita itu salah besar, karena berbohong malah menimbulkan masalah baru yang membuat kita semakin bingung untuk menyelesaikannya. []
SUMBER: ORAMI.OR.ID | REDAKTUR: TISA AMANDA