IKHLAS berarti murni, yakni kemurnian hati seseorang dalam melakukan sesuatu semata-mata hanya karena Allah SWT, tidak bercampur dengan motif-motif lain selain Allah. Ada banyak hadist Nabi tentang ikhlas.
Ikhlas adalah mengesakan Allah sebagai tujuan seluruh aktifitas. Maka seorang yang ikhlas tidak akan menghiraukan apa kata manusia, karena yang paling penting adalah bagaimana penilaian Allah terhadapnya.
Ikhlas adalah rahasia antara manusia dengan Allah. Posisi keikhlasan terletak di hati, maka sangat mungkin seseorang mengaku ikhlas di mulut, namun hatinya berkata berbeda. Oleh karena itu, hanya dirinya sendiri dan Allah semata yang mengetahui apakah ia telah benar-benar ikhlas ataukah tidak.
Dalam islam, keikhlasan merupakan hal paling mendasar yang menjadi syarat diterimanya amal seseorang. Amal perbuatan yang tidak dilandasi dengan keikhlasan kepada Allah adalah amal yang cacat dan tidak bernilai di mata Allah. Sebesar apapun amal perbuatan seseorang, akan sia-sia jika tanpa keikhlasan. Sebaliknya, sekecil apapun amal perbuatan seseorang, akan bernilai besar di mata Allah jika dilakukan dengan tulus ikhlas hanya mengharapkan ridha Allah. Begitulah bentuk apresiasi Allah terhadap orang-orang yang senantiasa ikhlas.
Dikutip dari halaman Penaungu, berikut hadist-hadist tentang ikhlas.
Hadist Nabi Tentang Ikhlas: Hadist Riwayat Bukhari & Muslim
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Dari Umar Ibnul Khaththab Radiallahuanhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Salaulahu Alaihi Wasalam bersabda: Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang di niatkannya. Barangsiapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan RasulNya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.
Hadist Nabi Tentang Ikhlas: HR. Muslim
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
Dari Abu Hurairah RadiAllahuanhum, ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”.
BACA JUGA: 5 Hadist tentang Larangan Korupsi
Hadist Nabi Tentang Ikhlas: HR. Bukhari dan Muslim
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”.
Hadist Nabi Tentang Ikhlas: HR. An-Nasa’I no. 3140, dishahihkan Al-Albani
إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang murni hanya untuk-Nya, dan dicari wajah Allah dengan amalan tersebut.”[]