IBADAH yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Syawal adalah puasa enam hari yang dikenal sebagai puasa Syawal. Nah, berikut ini ada beberapa hadist-hadist tentang bulan Syawal dan amalan apa saja yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan tersebut.
Ada beberapa hadist sahih seputar bulan Syawal. Namun juga ada hadis dhaif bahkan palsu tentang hal-hal yang terkait bulan ini.
BACA JUGA: Ini 4 Amalan Sunah Istimewa yang Bakal Menambah Pahala di Bulan Syawal
Hadist tentang Bulan Syawal: yang Shahih terkait Syawal
Pertama, dari Abu Ayyub, bahwa Nabi SAW bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal maka itulah puasa satu tahun.” (HR. Ahmad & Muslim)
Kedua, A’isyah mengatakan, “Biasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam i’tikaf di hari terakhir bulan Ramadlan. Aku buatkan kemah untuk beliau. Setelah selesai salat subuh, beliau memasukinya. Kemudian Hafshah minta izin Aisyah untuk membuat kemah, Aisyah-pun mengizinkannya. Katika Zainab melihatnya, dia-pun ikut membuat kemah. Di pagi harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ada banyak kemah.
Beliau bertanya: Apa-apaan ini? Setelah diberi tahu, beliau bersabda kepada para istrinya: “Apakah kalian menganggap ini baik?” Kemudian beliau tidak i’tikaf di bulan itu, dan beliau i’tikaf pada sepuluh hari di bulan Syawal.” (HR. Al Bukhari & Muslim)
Hadist tentang Bulan Syawal: dDhaif hingga hadis palsu
Pertama, dari Muhammad bin Ibrahim At Taimy, bahwa Usamah bin Zaid sering berpuasa di bulan-bulan haram. Kemudian Nabi SAW bersabda,“Puasalah bulan syawal.” Kemudian Usamah meninggalkan puasa bulan-bulan haram, dan beliau selalu berpuasa bulan syawal sampai beliau meninggal. (HR. Ibn Majah dan didhaifkan Syaikh Al Albani, karena sanadnya terputus)
Kedua, hadis: “Barangsiapa yang salat pada malam idul fitri seratus rakaat, setiap rakaat dia membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas sepululh kali….”(Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/130 dan As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal.52)
Ketiga, hadis: “Siapa yang salat empat rakaat setelah salat idul fitri, di rakaat pertama dia membaca Al Fatihah…seolah dia telah membaca semua kitab yang Allah turunkan kepada para nabinya.” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/130 dan As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal.52).
BACA JUGA: Tiga Faedah Puasa Syawal
Keempat, hadis: “Termasuk sunnah, salat dua belas rakaat setelah salat idul fitri, dan enam rakaat setelah Idul Adha.” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 52)
Kelima, hadis: “Siapa yang menghidupkan empat malam (dengan beribadah) maka dia wajib masuk surga: malam tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah), malam ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), malam Idul Adha, dan malam idul fitri.” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Ilal Al Mutanahiyah, 2/78, dan Al Albani dalam Silsilah hadis Dlaif) []