BANDUNG–Memiliki kekurangan secara fisik boleh jadi dipandang sebagai suatu hambatan. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku bagi ustaz Muhayat. Ustaz berusia 35 tahun ini adalah tunanetra yang juga seorang hafiz atau penghafal Al-Quran.
Dalam kesehariannya, pria kelahiran Pekanbaru, Riau, ini mengajar Al-Quran di Ma’had Bumi Quran, Jalan Parakan Mas 7 Nomor 25, Bandung, Jawa Barat. Siang itu, delapan santri berkumpul untuk menyetor hafalan Al-Quran kepada Muhayat. Uniknya, muridnya bukanlah dari kalangan tunanetra.
Setiap hari, Muhayat mendidik anak-anak non-tunanetra di mushola tersebut. Selama bulan suci Ramadan, dia mengajar mulai pukul 07.30 sampai 12.00 WIB.
Muhayat mengaku telah hafal Al-Quran 30 juz sejak usia 19 tahun. Pada 2002, selama satu setengah tahun, ia pun mendalami kitab suci agama Islam itu dengan bimbingan guru di Pesantren Krapya Al Munawir, Yogyakarta. Muhayat kemudian belajar Bahasa Arab di Kediri, selama delapan bulan.
Ia menuturkan, awal ketertarikannya menghafal Al-Quran karena dorongan orangtua. Pria yang mengalami kebutaan sejak usia empat tahun ini tak sempat mengenyam pendidikan formal. Sedangkan sekolah yang menangani difabel pada saat itu tidak banyak dan lokasinya jauh.
Sampai pada suatu waktu, ada seorang rekannya yang memberikan rekaman membaca Al-Quran. Tak butuh waktu lama, dia dapat menghafal isi rekaman.
“Lalu oleh ayah saya dibelikan lagi kaset. Saya hafalin lagi dan hafal. Akhirnya karena mencari kaset 30 juz enggak ada, saya dibimbing sama ayah dari juz 1 sampai 30. Sekitar empat tahun saya menyelesaikan hafalan saya 30 juz. Mulainya umur 15 tahun,” ucap Muhayat, dilansir Liputan6, Jumat (9/6/2017).
Setelah menghafal Al-Quran, Muhayat kemudian belajar huruf braille di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wiyata Guna sejak 2008. Ia secara khusus belajar Al-Quran braille hingga 2009. Setelah itu, dia menjadi guru di Rumah Tahfirdz Deresan, Yogyakarta, binaan Ustaz Yusuf Mansyur.
Muhayat lalu mengelola pondok pesantren di Pekanbaru, selama kurang lebih empat tahun. Pada 2014, dia kembali ke Bandung dan hingga sekarang mengajar Al-Quran di Ma’had Bumi Quran.
Ia menambahkan, para penghafal Al-Quran di tempatnya mengajar saat ini selalu berganti-ganti. Sempat diikuti 20 orang, 11 orang bahkan hanya tiga orang.
“Mereka dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu. Selain itu, saya juga dibantu sama santri yang mengaji di sini,” beber Muhayat. []