DALAM riwayat Imam Bukhari diceritakan, suatu ketika Iblis menerima perintah dari Allah SWT untuk menghadap Rasulullah SAW dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan beliau. Kemudian Iblis mengubah wujudnya menjadi seorang lelaki tua yang bersih dan rapi sambil membawa tongkat.
Rasulullah SAWÂ yang menerima kedatangannya bertanya, “Siapa kau?”
“Aku Iblis,” jawab Iblis.
“Ada urusan apa kau datang kemari?” tanya Rasulullah.
“Allah yang memerintahkan kepadaku untuk menemuimu agar dapat menjawab semua pertanyaan darimu,” jelas Iblis.
Rasulullah SAWÂ lalu bertanya, “Hai Iblis! Siapa sajakah musuhmu dari umatku?”
Iblis menjawab, “Ada empat belas macam orang. Yaitu, engkau sendiri (Muhammad SAW), pemimpin yang adil, orang kaya yang rendah hati, pedagang yang jujur, orang alim yang shalatnya khusyu’, orang mukmin yang menasihati sahabatnya, orang mukmin yang menebarkan kasih sayang terhadap sesamanya, orang yang bertobat sampai akhir hayat, orang mukmin yang selalu dalam keadaan suci atau berwudhu, orang yang berhati-hati dari hal-hal yang dilarang, orang mukmin yang berakhlak mulia, orang mukmin yang berguna bagi masyarakat, penghafal Al-Qur’an, dan orang-orang yang gemar bertahajud di saat orang lain tertidur.”
Beliau kembali bertanya, “Hai Iblis! Siapa sajakah yang menjadi sahabatmu?”
“Ada sepuluh orang. Yaitu, hakim yang tidak adil, orang kaya yang sombong, pedagang yang tidak jujur atau khianat, pemabuk, orang yang memutuskan silaturrahim, pemakan riba, pemakan harta anak yatim, orang yang melalaikan shalat, orang yang enggan berzakat, dan orang yang sering berkhayal (panjang angan-angan).” Urai Iblis, “mereka itulah sahabat dan saudaraku,” tambahnya. []