Oleh: Magna Nur
magna.doang@gmail.com
SAHABAT muslimah, seandainya masih ada Khawlah binti Al Azwar di dunia, lalu bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid dalam membela Islam di Palestina, Suriah, Yaman, Iraq, dan negara Islam lainnya. Mungkin semua saudara muslim kita yang berada di sana akan terselamatkan dari bantaian tiada henti. Seperti menangnya Islam pada perang Sahura melawan Romawi yang telah menculik umat Islam.
Kita harus iri pada mujahidah satu ini. Terkenal pandai dalam bidang sastra, memiliki rupa yang cantik, anggun dan berwibawa, wanita mana yang tak iri mengetahuinya?
Namun menjadi mujahidah bukanlah perkara yang mudah. Asal menodongkan pedang atau di zaman sekarang beralat pistol tembakan. Tak hanya itu. Menjadi mujahidah, perlu berani, memiliki keahlian, berpengetahuan, dan tentunya, pemberani.
Khawlah tidak seketika menjadi mujahidah begitu saja. Mustahil baginya untuk menang tanpa mengerti apa yang harus dilakukan saat peperangan. Khawlah mampu berperang karena kakak lelakinya, Dhirar, mengajarinya bertarung dengan pedang dan berkuda. Itulah mengapa Khawlah mampu menjatuhkan musuh di medan perang.
Namun di zaman sekarang, mustahil menemukan sahabiyah atau mujahidah seperti Khawlah. Karena saat ini, perang bukan lagi menggunakan pedang sambil menunggangi kuda. Melainkan perang dengan menggunakan pengetahuan, teknologi, dan ketakwaan. Bisa kita lihat dari berbagai konflik yang terjadi di negara-negara Islam. Mereka berperang tak lagi menggunakan pedang. Kapan saja Trinitritoluena dan sejernisnya mampu menghancurkan tembok-tembok rumah mereka, tempat mereka berlindung. Lantas bagaimana dengan kita yang aman disini?
Perang bukan hanya soal tembak sana tembak sini. Melainkan soal sama dengan keyakinan kita atau tidak. Khawlah memberikan kita, para muslimah, sebuah inspirasi. Bahwa kaum muslimah tak boleh gentar dalam dakwah. Harus berani dengan apa yang kita yakini.
Wahai sahabat muslimah, lihatlah betapa menggiurkannya rayuan syaitan dan kafir yang mengelilingi kehidupan kita saat ini. Juga coba lihatlah, keindahan ini hanya sesaat, dan bandingkan dengan apa yang didapat oleh para muslim di negara-negara Islam disana? Kita seharusnya mensyukuri segala yang ada, dan tanpa ancaman apa-apa, seharusnya kita mampu berdakwah dengan mudah. Tapi pada kenyataannya, biarpun cukup aman kita disini, masih tetap sulit kita dalam membela dakwah. Mengapa?
Permasalahan mengapa di tempat yang aman tentram ini kita belum mampu memaksimalkan dakwah memiliki alasan. Yaitu belum adanya senjata perang modern yang telah disebutkan sebelumnya; pengetahuan, teknologi, dan ketakwaan. Inilah sebabnya, mengapa sosok-sosok seperti Khawlah tidak begitu tampak di negeri ini. Padahal kita juga memiliki ancaman yang banyak akibat dari globalisasi.
Oleh karena itu, kita muslimah perlu bersyukur atas apa yang kita punya dengan cara mencari ilmu tiada henti, dan meningkatkan iman untuk memperkuat ketakwaan diri. Sehingga kita mampu memerangi perang yang halus ini. Khawla saja mampu berperang melawan pasukan Roma. Kita, muslimah yang merdeka, bagaimana bisa kita kalah melawan kemalasan, atau nafsu lain dalam diri sendiri? []