Oleh: Riska Casassi
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! …” (Al-Muddatsir 1-2)
Jika orang yang hidup untuk dirinya sendiri, mungkin mereka bisa hidup tenang dan santai. Tak peduli sekitar, yang penting menganggap dirinya sudah benar. Lalu tak acuh dengan kemungkaran yang terjadi di lingkungannya.
Tetapi engkau yang memanggul beban besar ini, mengapa masih tidur-tiduran saja? Mengapa masih santai di atas tempat tidur yang nyaman dan tenang-tenang saja? Bangunlah untuk menghadapi urusan besar yang sudah menantimu. Bangunlah untuk berjihad dan berjuang. Bangunlah karena bukan saatnya lagi untuk tidur-tiduran.
Sejak hari ini engkau harus siap untuk lebih banyak berjaga pada malam hari dan bersiaplah untuk semua itu. Untuk perjalanan ke depan, hari-hari yang akan datang, yang akan selalu penuh tantangan.
Sungguh peringatan yang besar dan menakutkan pada waktu itu, membuat Rasulullah langsung melompat dari tempat tidurnya yang nyaman. Di rumah yang penuh kedamaian, siap terjun ke medan. Di antara arus dan gelombang yang keras dan menarik perasaan manusia, terjun ke kancah kehidupan.
Maka Rasulullah SAW bangkit, dan setelah itu selama dua puluh lima tahun beliau tidak pernah istirahat dan diam. Tidak hidup untuk diri sendiri dan keluarga beliau. Tapi juga untuk ummat.
Dan perintah ini juga berlaku untuk seluruh umat Islam. Bukankah dakwah amar ma’ruf nahyi munkar adalah suatu kewajiban? Seperti dalam firman Allah,
“Dan hendaklah di antara kamu ada sekelompok orang yang menyeru pada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. …” (QS. Ali Imron :104)
Sudah saatnya Umat Islam bangun dari tidurnya. Bangkitlah! Serulah orang-orang dalam rangka kebaikan. Cegahlah dan ingatkan mereka dalam kemungkaran. Enyahkan segala egoisme dan ashabiyah dalam diri. Sudah saatnya Umat Islam bersatu. Untuk kebangkitan Islam kembali. Yang akan mewujudkan Islam Rahmatan lil ‘alamin. Baldatun thoyyiban wa robbun ghofur. []