Oleh: Khoirun Nisa’
Mahasiswi Universitas UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
SEMUA umat Islam berlomba-lomba dalam beribadah di bulan suci Ramadhan. Selain berpuasa, mereka semakin rajin ke masjid, memperbanyak membaca Al Qur’an, menambah hafalan, serta lebih rajin melakukan shalat sunnah. Tapi di sini perlu digaris bawahi, ‘Tidak untuk wanita yang sedang haid’.
Wanita haid dilarang melakukan hal demikian. Seperti dalam hadist berikut akan adanya larangan Shalat dan Puasa. Dari Abu Sai’d, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ، وَلَمْ تَصُمْ فَذَلِكَ نُقْصَانُ دِينِهَا
“Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 1951 dan Muslim no. 79)
Juga Dalil tentang larangan menyentuh mushaf Al Qur’an, Allah Berfirman :
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ
“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (QS. Al Waqi’ah: 79)
“Lalu bagaimana para muslimah mendapat pahala di bulan Ramadhan jikalau tidak boleh melakukan ibadah? Kami juga umat islam!” seperti itulah jeritan hati wanita saat haid di bulan Ramadhan.
Mereka merasa sedih dan takut apalagi wanita yang termasuk kategori siklus haid yang lama. Untuk seluruh wanita muslimah tak perlu sedih, takut, bahkan kecewa. Jangan!. Ibadah itu banyak, ada Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah. Memang benar jika perempuan memiliki masa menstruasi atau haid yang membuatnya tidak melakukan ibadah-ibadah tertentu seperti sholat, membaca Al-Qur’an dan berpuasa. Namun, bukan berarti muslimah yang sedang haid tidak boleh beribadah. Nah, berikut tips berupa amalan-amalan yang bernilai ibadah untuk muslimah yang haid saat bulan Ramadhan :
1. Memperbanyak zikir kepada Allah
Sebagian wanita muslimah akan mengalami penurunan semangat beribadah atau bahkan penurunan iman saat sedang haid. Padahal hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi setan untuk menggoda mereka. Untuk menghindari hal demikian wanita haid dianjurkan untuk berdzikir sebagaimana manusia yang lainnya, seperti membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar. Sehingga setiap waktu akan senantiasa mengingat Allah swt. Selain mendapat pahala, juga akan terhindar dari kegiatan yang berbau maksiat.
2. Memperbanyak membaca Shalawat
Shalawat kepada Nabi merupakan salah satu bentuk ibadah yang agung. Ketika kita sampaikan terima kasih kita atas Nabi dengan cara bershalawat kepadanya, maka jutaan malaikat juga ganti mendoakan kita. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, “Jika orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga akan medoakan keselamatan baginya, untuk itu bershalawatlah, baik sedikit ataupun banyak.“ ( HR. Ibnu Majah dan Thabrani).
3. Mengahadiri majelis-majelis taklim
Untuk mengisi waktu luang, apa salahnya jika keluar rumah untuk mencari ilmu dengan menghadiri majelis-majelis taklim. Toh mencari ilmu itu bisa dimana saja bukan hanya dibangku sekolah/kuliah. Namun di zaman yang semakin canggih ini, kita bisa mempelajarinya tanpa keluar rumah, loh! Ya, karena ada sosmed yang memudahkan kita sehingga kalian bisa akses kajian-kajian ataupun majelis taklim yang bermanfaat.
4. Membaca buku-buku agama
Membaca adalah jendela ilmu, apalagi tentang agama. Allah berfirman : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al-Alaq: 1-5). Nah, sudah jelas kan muslimah sejati? Mari membaca untuk mengisi waktu luang saat haidmu datang!
5. Bergaul dengan orang-orang shalehah yang dapat menjaga semangat ibadahnya
Sebagai penutup nih, Untuk menjaga semangat dalam melakukan amalan-amalan di bulan Ramadhan diatas, dapat kita lakukan dengan cara bergaul dengan teman yang mampu mengajak kita dalam kebaikan. Bahkan tingkat pengaruhnya sangat tinggi.
Dalam sebuah hadis, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Semoga terinspirasi dan dapat selalu diamalkan oleh seluruh muslimah. Aamiin. []