HAK merupakan hal-hal yang harus kita dapatkan atas sesuatu. Di samping hak pasti ada sebuah kewajiban, dimana ia adalah hal-hal yang mesti kita berikan atas sesuatu tersebut. Hak dan kewajiban ini selalu beriringan. Dimana ada kita diberi hak pasti kita harus memenuhi kewajiban.
Misalnya, hak dan kewajiban anak terhadap orang tua. Pertama, hak yang harus diberikan oleh orang tua terhadap anaknya, salah satunya memberikan kasih sayang serta mendidik anaknya. Kedua, kewajiban. Setelah anak diberikan hak oleh kedua orang tua, maka penuhilah kewajiban sebagai anak terhadap orang tua, yaitu berbakti kepadanya.
Lantas, apa hak dan kewajiban kita sebagai seorang hamba terhadap Sang Pencipta Allah SWT? Jangan sampai kita sebagai hamba terlalu menuntut kepada Allah SWT atas haknya saja. Emang kita siapa? Berani menuntut kepada yang telah menciptakan kita. Padahal, kita tidak ada apa-apanya. Kita bagaikan sebutir debu di hadapanNya yang tak berdaya tanpa kehendakNya.
Hak dan kewajiban sebaiknya harus seimbang. Jika kita menginginkan hak kita terpenuhi oleh Allah SWT, maka kita harus menjalankan kewajiban terlebih dahulu sebagai hambanya. Kita mau dianggap menjadi hamba yang tidak bersyukur? Tentu saja tidak. Maka dari itu, penuhilah kewajiban dan Allah SWT akan memberikan hak-hak kita.
Dari Mu’adz bin Jabal SAW dia berkata: “Aku pernah membonceng Nabi SAW di atas seekor keledai. Beliau berkata kepadaku: ‘Tahukah engkau apa hak Allah atas para hambaNya, dan apa hak para hamba atas Allah?’ Aku menjawab: ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui.’ Beliau berkata: ‘Hak Allah atas para hambaNya adalah mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun. Sedangkan hak hamba atas Allah yaitu Allah tidak akan menyiksa hambaNya yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun.’ Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah, tidaklah saya berikan kabar gembira ini kepada manusia?’ Beliau menjawab: ‘Jangan, agar mereka tidak hanya pasrah (menyerahkan diri)’,” (HR Al-Bukhari).
Di dalam hadis Rasulullah SAW menerangkan tujuan Allah SWT menciptakan makhluk, yaitu mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah dan ikhlas karenaNya. Hak yang agung ini tidak lain hanyalah milik Allah SWT yang Maha Pencipta, Maha Memberikan nikmat dan keutamaan.
Jika seorang hamba telah menjalankan kewajibannya yang agung di atas dengan –ikhlas dalam beribadah- (Balasannya) yaitu Allah SWT menyelamatkan mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang penuh dengan kenikmatan.
Hak dan kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. Pertama, hak seorang hamba terhadap Allah SWT yaitu mengesakan Allah SWT semata dalam beribadah dan ikhlas karenaNya. Kedua, kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. yaitu menyelamatkan mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang penuh dengan kenikmatan. []
Sumber: 21 Petunjuk Nabi SAW Dalam Masalah Aqidah dan Ittiba/Asy Syaikh Rabi bin Hadi Al Madkali/Al Haura’/2007