HAKIKAT ibadah ramadhan adalah melatih diri agar dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga ada yang harus kita perbaiki dari ibadah ramadhan itu.
Ramadhan merupakan bulan yang sangat agung, banyak keutamaan yang kita dapat darinya. Karena itu, orang yang mengetahui tentang keutamaan dan keagungan ramadhan akan menginginkan setiap bulan itu untuk dijadikan oleh Allah SWT sebagai bulan ramadhan.
BACA JUGA: Ramadhan dan Mencermati Makna Pintar
Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita bersama untuk mensyukuri kedatangan Ramadhan tahun ini, apalagi kita bisa menjumpainya. Bersyukurnya adalah dengan mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai aktivitas tarbiyyah atau Pendidikan dan pembinaan sehingga dapat kita raih peningkatan takwa kepada Allah SWT.
Target peningkatan takwa ini memang disebutkan dalam Al-Qur’an:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Maka dari itu, apabila seseorang tidak meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT melalui ibadah Ramadhan maka ia tidak mendapatkan apa-apa dari ibadah puasanya itu, kecuali hanya menahan lapar dan haus saja.
BACA JUGA: 3 Amalan yang Dianjurkan saat Puasa Ramadhan
Padahal, Allah tidak membutuhkan lapar dan haus nya seseorang, tetapi yang Allah inginkan adalah akhlak yang mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:
‘’Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan beramal dengannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan bahwa dia meninggalkan makanan dan minumannya.’’ (HR Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Berikut 3 Hakikat Ibadah Ramadhan yang Harus Diperhatikan:
1 Hakikat Ibadah Ramadhan: Memperbaiki Keislaman Diri Kita Agar Semakin Bertakwa dan Selalu Merasa Diawasi oleh Allah SWT
Perasaan diawasi oleh Allah menjadi begitu penting dalam kehidupan seorang muslim karena dengan demikian ia tidak berani menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan Allah.
Hal ini karena setiap perbuatan manusia ada pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Kebaikan dan keburukan yang dilakukannya adalah untuk dirinya sendiri. Allah SWT berfirman:
اِنَّاۤ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ لِلنَّا سِ بِا لْحَقِّ ۚ فَمَنِ اهْتَدٰى فَلِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِ نَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَمَاۤ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ
“Sungguh, Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran untuk manusia; barang siapa mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa sesat maka sesungguhnya kesesatan itu untuk dirinya sendiri, dan engkau bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” (QS. Az-Zumar [39]: 41)
Di samping itu, pada ayat lain Alah SWT juga berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’ [17]: 36)
Puasa dan seluruh peribadahan di dalam islam melatih kita untuk selalu dalam pengawasan Allah, menghargai waktu, disiplin, dan hal positif lainnya.
Sehingga, dari ibadah ini insya Allah akan kita capai perbaikan keislaman diri kearah yang lebih baik dan terus menunjukkan kepada Allah SWT hingga akhir hayat.
2 Hakikat Ibadah Ramadhan: Memperbaiki Keislaman Keluarga
Hal ini bisa kita lakukan dengan lebih mengondisikan suasana pengamalan ajaran islam dalam keluarga, seperti tadarus atau mempelajari dan tadabbur atau mengkaji Al-Qur’an, sahur bersama, buka puasa bersama, tarawih bersama yang disetai ceramah, dan memperkokoh hubungan dengan sesama anggota keluarga.
Sebab, suasana kumpul bersama keluarga di rumah pada bulan Ramadhan relative lebih banyak sehingga tercipta keakraban dan keharmonisan hubungan antarkeluarga yang berdampak sangat positif dalam upaya memperbaiki keislaman anggota keluarga.
Oleh karena itu, Ramadhan dijadikan sebagai momentum yang sangat baik untuk memperbaiki keislaman anggota keluarga. Misalnya, anggota keluarga yang belum bisa membaca Al-Qur’an bisa kita control dan kita tumbuhkan atau kita tingkatkan kemampuannya membaca Al-Qur’an. Begitu juga dengan pemahaman dan pengamalannya.
Memperbaiki keislaman keluarga merupakan tanggung jawab kita bersama, khususnya bagi seorang suami atau bapak. Maka, seorang bapak harus memperbaiki keislaman dirinya terlebih dahulu baru memperbaiki keislaman keluarganya.
Keluarga harus kita islamisasikan karena adzab Allah sangat pedih bagi siapa saja yang tidak bertakwa kepadanya. Allah SWT berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)
3 Hakikat Ibadah Ramadhan: Upaya untuk Memperbaiki Keislaman Masyarakat
Hal ini karena terwujudnya masyarakat yang berkepribadian islami merupakan sesuatu yang sangat penting. Dengan terwujudnya masyarakat islami, ketertiban, kedamaian, dan ketenangan hidup akan sama-sama kita rasakan.
Bahkan, hidup jadi terarah pada nilai-nilai kebenaran dan dapat kita kikis habis tindakan-tindakan maksiat atau paling tidak sangat kecil peluang manusia untuk melakukan maksiat. []
Referensi: Kumpulan khutbah/Drs. H. Ahmad Yani/Al-Qalam 2013