Bagi umat Islam yang memiliki keimanan kepada Tuhannya, dalam berusaha maka ia tak semena-mena hanya mengandalkan usaha sendiri tanpa meminta pertolongan kepada zat yang menciptakannya. Islam menempatkan ikhtiar beriringan dengan doa.
Semangat atau perjuangan yang keras itu tidak dapat menembus tirai takdir. Kekeramatan atau kejadian luar biasa dari seorang wali itu tidak dapat menebus keluar takdir. Maka, segala apa yang terjadi semata-mata dengan takdir Allah. (
Saudaraku tidak ada satupun ciptaan atau kejadian di dunia ini yang keluar dari pengetahuan dan kekuasaan Allah SWT. Semua sudah tercatat di Lauh Mahfudz dan tidak ada yang keluar darinya.
BACA JUGA: Sudah Ikhtiar namun Jodoh Tak Kunjung Datang, Kenapa?
Kita diperintahkan untuk ikhtiar, dan hasil dari ikhtiar itu tidak ada yang keluar dari apa yang sudah tercatat di lauh mahfudz. Ikhtiar itu bisa mempertemukan seseorang dengan satu takdir ke takdir yang lain.
Seperti orang yang sedang ikhtiar mencari jodoh, dia tidak akan bertemu dengan jodoh yang tidak tertulis di lauh mahfudz. Hanya saja kalau dia masih suka maksiat maka dia akan bertemu dengan jodoh yang ini, sedangkan kalau dia bertaubat dan istiqamah dalam ketaatan maka dia akan bertemu sengan jodoh yang itu. Demikianlah, semua tercatat di Lauh Mahfudz.
Oleh karena itu, jika kita menyadari tentang hal ini maka kita tidak akan pernah sedikitpun merasa pantas untuk sombong atas ikhtiar atau hasil yang kita dapatkan. Karena semua berlangsung dan terjadi atas kekuasaan Allah SWT. Ikhtiar yang kita lakukan hanyalah untuj perpindahan dari satu takdir ke takdir yang lain.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim: 7)
Seperti ayat ini, jika kira renungkan maknanya, ayat ini menerangkan kepada kita jika untuk menysukuri karunia yang Allah berikan kepada kita, maka kita akan bertemu dengan takdir bertambahnya karunia. Akan tetapi, jika yang kita lakukan malah berbuat kufur, tidak bersyukur atas karunia Allah, maka kita akan bertemu dengan takdir lain yaitu datangnya adzab dari Allah SWT.
Maka, jika kita menemui kejadian yang tidak kita sukai yang tidak kita harapkan, jangan buru-buru menyalahkan takdir. Karena sesungguhnya Allah mustahil berbuat zhalim terhadap hamba-Nya. Yqng perlu kita lakukan adalah intropeksi diri, dosa apa yang sudah kita perbuat dan belum kita taubati. Karena boleh jadi kejadian yang tidak mengenakan itu datang karena diundang oleh kemaksiatan kita sendiri.
Keyakinan akan takdir Allah dan kesadaran terhadapnya akan membawa kita kepada baik sangka kepada Allah dan jauh dari putus asa. Karena sesungguhnya setiap orang bisa meraih kesuksesan, kebahagiaan, dan keselamatan jika dia memang berikhtiar menempuh jalan yang mengarahkannya ke sana.
Keselamatan ada jalannya, begitu juga kesengsaraan. Allah SWT sudah membuka petunjuk bagaimana jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan. Begitu juga Allah sudah berikan petunjuk mengenai tanda-tanda jalan yang bisa mengarahkan kita kepada kesengsaraan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang istiqamah si jalan yang lurus, yaitu jalan yang Allah ridhai.
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
BACA JUGA: Sudah Doa dan Ikhtiar tapi Masih Kesulitan Rezeki? Inilah Jawabannya
Takdir (mengatur diri sendiri) yang dilarang yaitu mengatur dan menentukan atau memastikan hasilnya. Sebagai seorang hamba wajib dan harus mengenal kewajiban. Sedang jaminan upah ada di tangan majikan, maka tidak usah risau pikiran dan perasaan untuk mengatur, karena khawatir kalau apa yang telah dijamin itu tidak sampai kepadamu atau terlambat, sedang ragu terhadap jaminan Allah tanda lemahnya iman. []