Kefardluan mandi junub ada dua, yaitu:
a. Niat melakukan mandi fardlu, seperti
ن وََيْتَُ فََ رْضََ اَلغُسْلَِ لَلَِ تََ عَالىَ
“Aku berniat melakukan mandi fardlu karena Allah ta’ala”
Adapun lafal niat mandi karena hadats besar adalah sebagai berikut, (seperti dalam buku Risalah Haid):
1) Mandi karena haid,
ن وََيْتَُ اَلغُسْلََ لَِرَفْعَِ اَلحَدَثَِ اَلَْكْبََِ مَِنََ اَلحَيْضَِ عََنَْ جَََِيْعَِ اَلبَدَنََِ
فَ رْضًا لَلَِ تََ عَالىَ
“Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar karena haid dari semua badan, fardlu karena allah ta’ala.”
BACA JUGA: Cara Mandi Junub Wajib Memakai Sabun?
2) Mandi karena junub,
ن وََيْتَُ اَلغُسْلََ لَِرَفْعَِ اَلحَدَثَِ اَلَْكْبََِ مَنََ اَلجَنَابَةَِ عََنَْ جَََِيْعَِ اَلبَدَنََِ
فَ رْضًا لَلَِ تََ عَالىَ
“Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar karena junub dari semua badan, fardlu karena allah ta’ala”
3) Mandi karena nifas,
نَ وََيْتَُ اَلغُسْلََ لَِرَفْعَِ اَلحَدَثَِ اَلَْكْبََِ مَنََ اَلنِّ فَاسَِ عََنَْ جَََِيْعَِ اَلبَدَنََِ
فَ رْضًا لَلَِ تََ عَالىَ
“Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar karena nifas dari semua badan, fardlu karena allah ta’ala”
4) Mandi karena melahirkan,
ن وََيْتَُ اَلغُسْلََ لَِرَفْعَِ اَلحَدَثَِ اَلَْكْبََ مَِنََ اَلوِلَدَةَِ عََنَْ جَََِيْعَِ اَلبَدَنََِ
فَ رْضًا لَلَِ تََ عَالىَ
“Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar karena melahirkan dari semua badan, fardlu karena allah ta’ala”
Tempatnya niat ada di dalam hati dan waktu-nya niat adalah ketika membasuh bagian pertamanya tubuh.
b. Membasuhkan air keseluruh bagian luar badan dengan merata.
Yaitu membasuh seluruh rambut dan kulit hingga kuku, bagian bawah kuku, bagian dalam pusar dan bagian bawah kulup. Maka, jika ada kotorannya wajib untuk dihilangkan. Dan wajib membasuh kulit, lubang telinga yang terlihat, lubang hidung yang terlihat dan jari palsu yang terbuat dari emas atau perak.
BACA JUGA: Ustadz, Bolehkan Mandi Junub tanpa Membasuh Rambut Kemudian Shalat?
Dan juga wajib membasuh bagian dalam vagina perempuan yang terlihat ketika dia duduk dengan bertumpu pada kedua kakinya, mulut duburnya lelaki dan perempuan ketika dia duduk di atas kedua kakinya dan membasuh semua lipatan-lipatan tubuh.
Oleh karena itu, para lelaki dan perempuan harus berhati-hati dalam melakukan mandi junub jangan sampai sembrono, karena jika mandinya tidak sah maka imbasnya shalatnya juga tidak sah. Wallahu a’lam. []
Sumber: Fiqih Perempuan (Buku Saku Perempuan Muslimah)/ Penulis: Hakam Ahmed ElChudrie/Penerbit : Ar-Raudhah Jepara/2012