YERUSALEM—Juru bicara Hamas menyatakan keputusan Presiden AS Donald Trump menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ‘membuka gerbang neraka’, dan itu tidak mengubah fakta bahwa Yerusalem merupakan tanah Muslim.
“Keputusan Trump terkait Yerusalem tidak akan mengubah fakta bahwa kota itu merupakan tanah Muslim,” kata Juru Bicara Hamas seperti dikutip dari Independent, Kamis (7/12/2017).
Hamas menilai keputusan tersebut membuktikan Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hanya seorang yang bodoh dan pengecut.
Hamas juga meminta masyarakat Palestina untuk melancarkan gelombang protes pada Jumat (8/12/2017) hari ini. Hamas menilai, kota tersebut merupakan kawasan suci bagi umat Muslim, Kristiani, dan Yahudi. Karenanya, Amerika telah melewati batas dengan mengeluarkan keputusan sepihak tersebut.
“Kaum muda dan kelompok pertahanan Palestina di tepi barat harus merespons dengan segala cara untuk menentang pengakuan AS yang merusak Yerusalem,” kata juru bicara tersebut.
Di lain pihak, keputusan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel ditentang oleh berbagai negara di dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku tidak mendukung keputusan unilateral Donald Trump.
Macron mengatakan, keputusan itu merupakan langkah yang patut disesalkan. Trump, menurut Macron, telah menentang undang-undang internasional dan semua resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Pernyataan serupa juga dilontarkan Perdana Menteri Inggris Theresa May yang tidak sepakat dengan keputusan negeri Paman Sam. Dia mengatakan, kebijakan itu tidak akan membantu upaya untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut.
“Kami tidak setuju dengan keputusan Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sebelum kesepakatan status terakhir,” kata juru bicara May.
Arab Saudi juga mengecam keputusan Presiden AS. Dalam sebuah pernyataan, Kerajaan Teluk itu mengatakan pengumuman Trump tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab. []