ALLAH telah ciptakan rahmat. Terbagi atas 100 bagian. Di akhirat ada 99, ia tahan. Di dunia satu bagian, ia turunkan. Maka dengan satu bagian di dunia setiap makhluk seluruh alam semesta berkasih sayang saling mencintai. Sehingga seekor kuda ia angkat kakinya. Khawatir dirinya menginjak sang anak semata.
Bisakah kita membayangkan seberapa besar rahmat Allah? Rasululah memberikan gambaran cukup jelas. Apabila seluruh rahmat yang Allah berikan di dunia ini kepada makhluk dikumpulkan, mulai dari Nabi Adam hingga kiamat datang maka itu baru 1/100 atau satu persen dai keseluruhan rahmat yang Allah miliki.
Nabi SAW sengaja memberikan contoh yang sangat ringan dan sederhana. Yaitu bagaimana induk kuda yang dengan rarhmat-Nya mengangkat kaki agar sang anak yang masih kecil tidak terinjak oleh kakinya. Itulah salah satu dari rahmat Allah yang turun di dunia. Kita pun bisa merasakan sendiri berbagai macam rahmat Allah yang selama ini kita terima.
Suatu ketika kita berbuat salah kepada seseorang. Kesalahan yang kita lakukan kepadanya cukup berat sehingga orang tersebut marah besar kepada kita. Pada saat kita datang ke rumahnya untuk meminta maaf, perasaan kita takut sekali sebelum memasuki rumahnya. Kitapun minta maaf atas segala kesalahan yang kita lakukan tanpa sengaja itu dan siap menerima dampratan orang tersebut.
Tanpa diduga, tidak seperti dibayangkan, orang tersebut menerima permintaan maaf kita dan menyambut kita dengan ramah. “Sudah lupakan saja. Kita mulai hari kita dengan yang lebih baik,” sambil mempersilakan kita mencicipi hidangan yang disuguhkannya istrinya. Seketika itu lega dan gembiralah hati kita. Itulah sekelumit kecil rahmat yang Allah berikan keepada orang tersebut untuk dibagi kepada kita.
Kalau mendapatkan sekelumit itu saja sudah cukup membahagiakan kita beberapa hari,apalah kiranya kalau kita menerima rahmat-Nya yang beribu bahkan berjuta kali lipat dari itu? Allah sudah menjamin 99 persen rahmat yang dimiliki-Nya untuk diberikan kepada mereka yang masuk surga. []
Sumber: Hikmah dari Langit/Yusuf Mansur/Pena Pundi Aksara/Januari 2007