“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs az-Zalzalah [9] : 7-8)
Diriwayatkan oleh Iyas bin Salmah, ia mendengar ayahnya berkata , “Suatu hari Umar bin Khattab lewat di pasar dan membawa tongkat. Lalu secara tidak sengaja tongkat itu mengenai ujung pakaianku.
Dia pun bertanya, ‘Hai Salmah, engkau hendak berangkat haji?’
BACA JUGA: Cara Umar bin Khattab Hadapi Wabah Penyakit
Aku menjawab, ‘Ya, betul.’
Lalu Umar memegang tanganku dan mengajakku ke sebuah rumah dan memberikanku uang enam ratus dirham. Ia berkata, ‘Dengan uang ini, kamu bisa memenuhi segala keperluanmu selama haji dan ingatlah jika uang ini dikarenakan tongkatku menyentuh pakaianmu tadi.’
Aku berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, aku tidak mengingatnya lagi.’
BACA JUGA: Pengaruh Besar Umar bin Khattab Terhadap Islam
Umar menjawab, ‘Dan aku pun tidak melupakannya.’”
Sering kali seseorang dengan mudah untuk meminta maaf pada orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi darinya meskipun kesalahan itu kecil. Namun tidak dengan Umar, ia meminta maaf atas segala kesalahannya pada siapapun yang ia rasa itu mampu merugikan orang tersebut. []
Sumber: Oase Kehidupan, Merujuk Kisah-kisah Hikmah Sebagai Teladan/Penerbit: Marja/Penulis:Abu Dzikra – Sodik Hasanuddin,2013