SHALAT merupakan kewajiban bagi semua muslim. Si seluruh dunia, apapun bangsa dan negaranya, bacaan dan gerakan shalat itu seragam. Tak ada perbedaan, kecuali hal-hal yang furu’.
Dalam satu hari muslim melakukan kewajiban shalat sebanyak 17 rakaat yang terbagi dalam 5 waktu. Gerakan dan bacaannya pun terus diulang-ulang. Siappun yang mengaku beragam Islam dan melakukan kewajiban shalat pasti hafal seluruh gerakan dan bacaannya.
Bacaan boleh hafal, namun bagaimana dengan maknanya? Nah, ini dia yang perlu dipelajari dan dihayati oleh setiap muslim agar ibadah shalatnya tak hanya jadi sekedar ritual.
Ulasan berikut ini akan mengungkap makna dibalik salah satu bacaan shalat, yaitu takbir.
BACA JUGA: Dahsyatnya Takbir
Kalimat pembuka dalam shalat adalah bacaan takbir, “Allahu Akbar” yang disebut takbiratul ihram. Apa maknanya?
Ketika melafazkan “Allahu Akbar”, itu artinya semua pekerjaan kita (di luar shalat) menjadi haram karena kita harus memusatkan diri menghadap Allah (tawajjuh).
Kalimat takbir juga merupakan ikrar yang memproklamirkan kedaulatan Allah atas segala sesuatu.
Pada saat “Allahu akbar” terucap, orang yang shalat telah mengecilkan semua kecuali Allah. Hanya Allah yang maha besar. Yang lainnya kecil. Jabatan tiada arti, keluarga tiada arti, kepentingan manusiawi semuanya tiada arti.
Tidak ada penyerahan diri yang paling jujur di kehidupan ini selain penyerahan diri kepada Allah dengan mengangkat kedua tangan dan bertakbir, mengakui keagungannya. Mengapa demikian?
Analoginya begini, jika seseorang sudah tak berdaya di hadapan musuh atau lawannya, atau seseorang yang kalah dalam suatu pertandingan, dia akan mengangkat tangan mengakui bahwa dirinya sudah menyerah, tak berdaya.
BACA JUGA: Takbir, Penyemangat Jiwa
Kalimat takbir itulah yang menjadi awal seklaigus peneguh niat dalam shalat. Dengannya, hati akan lurus. Dengannya, manusia mengakui bahwa tak ada yang lebih besar dari Allah, termasuk dirinya sendiri. Maka, manusia tak pantas sombong dan harus tunduk dan pasrah di hadapan Allah.
Jika semua itu dapat dihayati dan diamalkan tentu shalat tak hanya akan jadi sekedar gerakan dan bacaan yang hampa. Sebab, apa yang dipahami dalam setiap bacaan dan gerakannya bisa direfleksikan dalam kehdupan dan dihayati dalam aktivitas harian. []
Sumber: The Qiraah Code/Karya: Akhirudin DC, MA/Penerbit: Pustaka Alvabet/Tahun: 2009