Buat mamaku aja.
Mamaku yang cantiknya selangit, paling cantik se-kompleks. Kata ayahku, di Sekneg dulu dibilangnya mamaku adiknya ibu Dewi Sukarno Putri, karena agak mirip dan kalau pakai kebaya yaa miribb.
Juga paling baik sedunia. Tidak pernah marah, lembut gak kayak aku, terakhir marah karena aku (kalas 5 SD) main tak-benteng sampai magrib dan gak mau mandi). Setelah itu tak pernah marah.
Paling pinter bikin kue bolu dikocok pakai tangan (telurnya 5), telurnya ambil dari ayam yang dipelihara di belakang rumah, jago bikin semur (semur ayam atau semur daging cincang pake kentang, gak pakai micin).
Yang suka jajanin aku bacang, coypan, ongol-ongol, Hoplopand (martabak keju).
Yang makan durian pakai nasi.
Yang suka-nari nari setelah ngepel lantai di rumah tua kami yang besar dan panjang sampai ke belakang.
Yang kasih aku nama Fifi karena suka dengan penyanyi Fifi Sumanti.
Yang jemput aku sekolah di SDK II Pembangunan naik becak, lalu ajak aku jajan dulu baru pulang, tukang becak disuruh nunggu dan dikasih uang kembalian.
Yang aku dan kakakku marah-marah karena mama kasih kue kesukaan kita ke pengemis dan anaknya, semuanya dikasih. Mamaku kalau ngasih apa apa semuanya dikasih, sampai kita bilang, “Mama lebih sayang orang lain daripada anak sendiri“. Ternyata itu namanya sedekah, sedekah tanpa berpikir.
Yang waktu sakit selalu bilang, “Mama do’ain Fifi jadi orang kaya, jadi orang hebat, jadi orang suksesss sedunia.”
Yang waktu sakit gak pernah ngeluh.
Yang waktu sakit gak pernah nyalahin Tuhan.
Yang waktu sakit cuma istighfar.
Yang suka senyum sambil meram-meram. Nahan sakit.
Pas akhirnya sembuh, setelah lumpuh 7 tahun di tempat tidur. Dan aku sudah siap-siap beli tiket ke Singapur ajak mamaku jalan-jalan, juga sudah tanya-tanya harga kursi roda yang empuk. Membayangkan akan bawa Mama keliling jalan-jalan dan berobat lanjutan ke Singapura.
Pas mau beli tiket setelah jemput anak dari masjid sholat Jum’at, tiba-tiba “Kringgg,” hape kubunyi.
“Fifi, sabar yaa, mama meninggal,“ ayahku berbisik tersendat dan aku terduduk.
Mamaku yang cantik, tidak akan lagi kujumpai dalam hari apapun, dalam Jum’at kapanpun.
Happy My Mama’s Day, not only today but also everyday! Al Faatihah!
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14) []