HARI akhir adalah hari yang tidak ada ujungnya. Tidak akan ada lagi waktu malam melainkan hanya siang.
Disebut tahapan terakhir fase kehidupan manusia. Yakni,
1. Dari tiada apa-apa ( العدم)
2. Berbentuk janin di alam rahim (الجنين)
3. Di dunia (في الدنيا)
4. Alam kubur (البرزخ)
5. Di akhirat (في الاخرة)
Alam kubur adalah permulaan akhirat. Yakni berada antara alam dunia dan kebangkitan.
Urgensi belajar iman kepada hari akhir
1. Salah satu dari tiga perkara pokok yang merupakan intisari dakwah para nabi. Yakni iman kepada Allah atau tauhid, hari akhir dan ajakan beramal sholeh.
Terdapat dalam surat al-baqarah ayat 62 al-Baqarah ayat 126, 177, 228, 232, 264, Ali Imron 114, An-Nisa ayat 39,59 dan 162. AlMaidah ayat 69 at-taubah ayat 18 19 44 45 An-Nur ayat 2 Al-ahzab ayat 2, al-mujadalah ayat 22, mumtahanah ayat 6 dan attalaq ayat 2
2. Banyak dalil yang membuktikan mungkinnya terjadi hari kebangkitan
3. Banyak penyimpangan yang terjadi mengenai keyakinan tentang hari akhir. Diantaranya pengingkaran kaum musyrik Arab terhadap hari akhir, keyakinan reinkarnasi dan ahli filsafat meyakini yang dibangkitkan hanyalah ruh
4. Allah memuji orang-orang yang memikirkan akhirat QS. Shad ayat 45-47. Orang yang selalu mengingat akhirat dan mengingatkan orang-orang. yakni dalam hadis orang yang paling cerdas adalah mukmin yang mana yang paling cerdas? Beliau menjawab orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling banyak persiapannya menghadapi kematian mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.
5. Allah menggandengkan iman kepada Allah dan hari akhir di dalam Alquran lebih dari 20 kali dan ini berbeda dengan rukun iman yang lain. Contohnya hadis yang memuliakan tamu berkata baik kalau tidak diam menghormati tetangga dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Pengertian Hari Akhir Menurut Agama Islam
Di antara sebab Allah menggandengkan iman kepada Allah dengan iman akhirat adalah karena iman kepada hari akhir membuat seseorang mengingat kematian
6. Pengaruh iman kepada hari akhir bagi seseorang sangat luar biasa dalam beramal saleh dan meninggalkan maksiat.
Orang yang sering mengingat kematian yang akan sering bertaubat, semangat beribadah dan qana’ah.
Dalil tentang adanya hari akhir
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’” [Al-A’raaf: 187]
Iman pada Hari Akhir: Tanda tanda kiamat
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Perhatikanlah enam tanda-tanda hari Kiamat: (1) wafatku, (2) penaklukan Baitul Maqdis, (3) wabah kematian (penyakit yang menyerang hewan sehingga mati mendadak) yang menyerang kalian bagaikan wabah penyakit qu’ash yang menyerang kambing, (4) melimpahnya harta hingga seseorang yang diberikan kepadanya 100 dinar, ia tidak rela menerimanya, (5) timbulnya fitnah yang tidak meninggalkan satu rumah orang Arab pun melainkan pasti memasukinya, dan (6) terjadinya perdamaian antara kalian dengan bani Asfar (bangsa Romawi), namun mereka melanggarnya dan mendatangi kalian dengan 80 kelompok besar pasukan. Setiap kelompok itu terdiri dari 12 ribu orang.” (HR Bukhari)
Iman pada Hari Akhir: Tanda tanda kecil yang lain adalah
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah: diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan merajalelanya perzinaan
Iman pada Hari Akhir: Tanda tanda besarnya
Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda: (1) penenggelaman permukaan bumi di timur, (2) penenggelaman permukaan bumi di barat, (3) pe-nenggelaman permukaan bumi di Jazirah Arab,
(4) keluarnya asap,
(5) keluarnya Dajjal,
(6) keluarnya binatang besar,
(7) keluarnya Ya’juj wa Ma’juj,
(8) terbitnya matahari dari barat, dan
(9) api yang keluar dari dasar bumi ‘Adn yang meng-giring manusia, serta
(10) turunnya ‘Isa bin Maryam Alaihissallam.”
(HR Muslim)
Iman pada Hari Akhir: Bagaimana dahsyatnya hari kiamat itu?
Allah perintahkan Israfil untuk meniupkan sangkakala tiga kali.
Pertama adalah tiupan untuk mengagetkan atau menakuti sehingga orang-orang yang berada di pasar dan yang sedang sibuk dengan urusan dunia pada berlarian sambil meneriakkan “yaa layta, yaa layta” (andai saja, andai saja), seperti diisyaratkan dalam surat Yasin ayat 49.
BACA JUGA: Inilah Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Hari Akhir
Kedua adalah tiupan untuk mematikan.
Ketiga adalah tiupan untuk membangkitkan makhluk dari kubur seperti yang disebut dalam surat Yasin ayat 51. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 345-346)
Karena nanti juga terkait dengan persiapan kita menghadapinya. persiapan amal sholih, siapa saja yg akan dinaungi di akhirat kelak, bagaimana hari berbangkit setelah kiamat dan seterusnya.
Mengutip Muslim.or.id, keimanan yang benar terhadap hari akhir akan memberikan manfaat yang besar, di antaranya:
1. Merasa senang dan bersemangat dalam melakukan kataatan dengan mengharapkan pahalanya kelak di ahri akhir.
2. Merasa takut ketika melakukan kemaksiatan dan tidak suka kembali pada maksiat karena khawatir mendapat siksa di hari akhir.
3. Hiburan bagi orang-orang yang beriman terhadap apa yang tidak mereka dapatkan di dunia dengan mengharapkan kenikmatan dan pahala di akhirat.
Iman pada Hari Akhir: Persiapan menghadapi kematian
Perkara yang diyakini terjadi tapi berubah menjadi sesuatu yang diragukan adalah kematian. Sering menyaksikan orang-orang yang sudah wafat tapi banyak yang tidak bisa mengambil pelajaran darinya.
Hasan Basri berkata,
“Aku tidak pernah melihat sesuatu keyakinan yang tidak ada keraguan padanya berubah menjadi sesuatu keraguan yang tidak ada keyakinan padanya seperti kematian”
Sudah pasti mati, tapi praktiknya menyelisihi keyakinan tersebut.
Padahal Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,
ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian” (HR. Tirmidzi).
Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam,
ﻓَﺄَﻯُّ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺃَﻛْﻴَﺲُ ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﻟِﻠْﻤَﻮْﺕِ ﺫِﻛْﺮًﺍ ﻭَﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﺍﺳْﺘِﻌْﺪَﺍﺩًﺍ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻷَﻛْﻴَﺎﺱُ
“‘Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk untuk alam berikutnya. Itulah mereka yang paling cerdas’” (HR. Ibnu Majah).
Orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu sadar bahwa dirinya akan mati. Sedetik lagi, sejam atau beberapa waktu lagi bisa saja Malaikat akan datang menjemput nyawanya. Karena kematian itu datangnya mendadak tanpa aba-aba. Dengan ini tentu akan bisa menjadi alarm agar seseorang segera meninggalkan maksiat atau semangat dalam beramal sholih.
Abu Hazim Salamah bin Dinar mengatakan,
اُنْظُرْ كُلُّ عَمَلٍ كَرِهْتَ الْمَوْتَ مِنْ أَجْلِهِ فَاتْرُكْهُ
Tinggalkan semua perbuatan yang engkau tidak ingin mati dalam keadaan melakukannya.( al-Mushonnaf 7/194 dalam Min Akhbar as-Salaf as-Shalih hlm 285)
Bukankah orang yang mudah bermaksiat tidak merasa bahwa kematian itu datang mendadak dan tiba-tiba.
Bisa dibayangkan dalam keadaan bermaksiat Allah memanggil kita. Dalam kondisi terburuk, tengah melakukan riba, zina, durhaka kepada orang tua, zalim kepada orang lain atau yang lainnya.
Hanya berapa lama sih kita akan hidup di dunia? Paling lama berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur umatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit di antara mereka yang melebihi itu.” (HR. At-Tirmidzi)
BACA JUGA: Satu Hari Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia
Maukah umur yang begitu singkat ini ditukarkan dengan dahsyatnya kehidupan yang abadi. Maka usia yang hanya sebentar akan jadi penentu untuk kehidupan yg kekal selamanya.
Padang mahsyar yang satu harinya sebanding dengan lima puluh ribu tahun, maka apa bandingannya dengan umur seseorang di dunia yang walaupun sampai sembilan puluh tahun?
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ
“(Dikatakan kepada mereka) Bukankah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (bukankah) telah datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir : 37)
(Al-Imam Al-Bukhari menafsirkan النَّذِيرُ “peringatan” dengan الشَّيْبَ “Uban”)
Oleh karenanya isilah diantara waktumu dengan mengingat kematian. Sehingga yang terpikirkan hanyalah bekal apa yang akan dibawa saat menghadap Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam bi showab. []
Sebagian sumber diambil dari tulisan Ustadz Firanda Hafizahullah Ta’ala