TANYA: Benarkah lebaran anak yatim jatuh pada hari Asyura?
JAWAB: Mengkhususkan waktu untuk menyantuni anak yatim butuh dalil. Karena kita diperintahkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim setiap saat, bukan hanya pada momen tertentu. Jika ada yang mengkhususkannya pada hari Asyura (10 Muharram), maka datangkanlah dalilnya. Jika tidak ada, maka ia telah membuat amalan yang mengada-ada.
BACA JUGA: Seputar Puasa Tasu’a dan Asyura
Ibnu Taimiyah ra. mengatakan, “Jika Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu amalan dengan maksud umum dan mutlak, maka itu tidak menunjukkan mesti dikhususkan dengan cara dan aturan tertentu,” (Majmu’ Al Fatawa, 20: 196).
Ketika Rasulullah SAW mengajak untuk menyantuni anak yatim secara mutlak, maka jangan dikhususkan pada momen tertentu seperti pada hari Asyura.
Adapun dalil yang membicarakan masalah ini adalah hadits yang bermasalah. Haditsnya adalah, “Siapa yg mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tgl 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yg diusap satu derajat.”
Dalam jalur sanad hadis ini terdapat seorang perawi yang bernama Habib bin Abi Habib. Para ulama hadits menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). Sehingga mengkhususkan menyantuni dan mengasihi anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini tidaklah tepat.
BACA JUGA: Puasa Tasu’a dan Asyura’, Ini Penjelasan Ringkasnya
Bahagiakanlah anak yatim setiap saat, tidak perlu mengkhususkan waktu tertentu. Senangkan dan hilangkan kesusahan mereka agar mendapat keutamaan dekat dengan Rasulullah SAW di surga kelak. []
SUMBER: RUMAYSHO