PADA saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam masih hidup, ada dua orang yang membual tentang beragam hal. Mereka adalah Musailamah bin Habib Al-Kadzdzab di Yamamah di Bani Hanifah dan Al-Aswad bin Ka’ab Al-Ansi di Shan’a.
Ibnu Ishaq menceritakan, Yazid bin Abdullah bin Qusaith bercerita kepadaku, dari Atha’ bin Yasar, atau saudaranya yaitu Sulaiman bin Yasar, dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam berkhutbah di atas mimbar, “Hai orang-orang sekalian, aku menyaksikan lailatul qadr kemudian aku dilupakannya. Aku melihat gelang dari emas di kedua tanganku namun aku tidak menyukainya. Lalu aku tiup gelang tersebut, ternyata keduanya terbang melayang, lalu aku tafsirkan kedua gelang tersebut adalah dua orang pendusta itu: orang Yaman dan Yamamah.”
Ibnu Ishaq melanjutkan, Orang yang tidak aku ragukan integritasnya bercerita kepadaku, dari Abu Hurairah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Hari Kiamat tidak akan datang sampai muncul tiga puluh dajjal yang semuanya mengklaim dirinya sebagai nabi.”
BACA JUGA: Ketika Kiamat, 7 Ciptaan Allah Ini Tidak Akan Hancur
1. Musailamah al-Kazzab dan Sajjah Binti al-Harits
Musailamah mengaku nabi saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup. Ia dari Bani Hanifah di Yamamah. Istrinya, Sajjah binti al-Harits dari Bani Tamim, juga mengaku sebagai nabi yang menerima wahyu dari Allah ‘Azza wa Jalla untuk disampaikan kepada umat.
Dalam riwayat, saat mempersunting Sajjah, Musailamah memberikan mas kawin berupa cuti shalat Ashar kepada keluarga Sajjah. Tentu saja saat itu seluruh Bani Tamim libur shalat Ashar.
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, mereka semakin leluasa dalam menyebarkan pemahamannya. Abu Bakar yang ketika itu menjadi khalifah, tentunya tidak tinggal diam. Abu Bakar beserta kaum Muslimin mengajak mereka dan pengikutnya kembali ke jalan yang lurus. Tapi, ajakan itu ditolak.
Abu Bakar mengerahkan kaum Muslimin untuk memerangi mereka. Dalam perang Yarmuk, Kaum Muslimin bentrok dengan pasukan Musailamah dan Musailamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi bin Harb. Sedang Sajjah diakhir hayatnya bertaubat dan kembali ke pelukan Islam.
2. Aswad al-‘Ansi
Nama sebenarnya ‘Ailat bin Ka’ab bin ‘Auff Al-‘Ansi. Ia keturunan Bangsa Habasyah yang tinggal di Jazirah Arab. Ia berkulit hitam, itu sebabnya ia dipanggil Aswad. Aswad mumpuni dalam dunia perdukunan serta mahir melakukan sihir.
Aswad mengaku nabi saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang jatuh sakit. Ia dikenal sebagai yang fasih lisannya. Ia mampu memutarbalikan kebatilan menjadi kebajikan. Banyak orang awam yang menjadi pengikutnya.
BACA JUGA: Lenyapnya Ilmu dari Muka Bumi Saat Kiamat
Ajaran Aswad berhasil tersebar di Yaman. Ia mengaku bahwa malaikat telah memberikan wahyu dan memberitakan hal-hal gaib kepadanya. Namun Aswad berhasil dibunuh oleh kaum Muslimin menjelang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.
Tentunya sebagai orang beriman, merupakan akidah Islam bahwa meyakini Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penutup para nabi. Ini sesuai dengan firman-Nya (yang artinya):
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Ahzab [33]: 40).
Sementara Islam, ajaran yang dibawa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan dien yang telah disempurnakan. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media