JAKARTA–Ratusan Muslim di Jakarta pada Jumat (23/6/2017) siang memperingati Hari Quds sedunia untuk menyuarakan pembebasan Palestina yang dijajah Israel sejak 1948. Ketua panitai Mujtahid Hashem mengatakan, Hari Quds diperingati setiap Jumat minggu terakhir di bulan Ramadhan.
“Pada hari ini Muslim di belahan dunia seperti di New York, Inggris, Paris, Libanon, Turki, Malaysia, Thailand dan lainnya ikut menyuarakan tentang pembebasan Palestina,” kata Mujtahid saat melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Amerika, di Jakarta.
Masa aksi yang berkumpul membawa bendera Palestina, membawa replika kubah Masjid Al-Aqsa, menggunakan baju bertuliskan “Free Palestine” dan meneriakkan “Bebaskan Palestina”. Di Indonesia peringatan Hari Quds tidak hanya di Jakarta tetapi juga di beberapa kota lain seperti Jogjakarta, Ambon, Lampung, Bandung, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin dan lainnya.
Menurut dia, hari Quds ini pada dasarnya untuk memberi semangat kepada seluruh kaum yang tertindas untuk melawan penindas. “Hari Quds adalah hari ketika orang-orang yang mencintai keadilan dan perdamaian terlepas dari latar belakang agama dan politik untuk bersatu menentang Israel dan mendukung bangsa-bangsa tertindas di mana pun, terutama Palestina,” kata dia.
Hizbullah Assegaf dari Heavenly Warriors yang ikut pada aksi tersebut mengatakan pembelaan bagi bangsa Palestina bukan semata pembelaan bagi bangsa yang terusir dari negeri mereka tetapi juga pembelaan dari sistem politik global yang arogan dan menindas. Dia mengatakan, demonstrasi diadakan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat karena negara tersebut dianggap mendukung Israel secara finansial, militer dan politik.
Dalam kesempatan tersebut mereka menyerukan kepada organisasi masyarakat sipil untuk mengenyampingkan segala perbedaan dan bersatu dalam membela dan menudkung perjuangan serta perlawanan Palestina. Mereka meminta kepada pemerintah Indonesa untuk aktif berperan mempersatukan faksi politik di internal Palestina.
Musa Khazim dari Voice of Palestine mengatakan peringatan hari Quds di Indonesia sudah dimulai sejak 1995, namun pada saat itu peringatan hanya berbentuk diskusi di kampus. “Dahulu bentuknya masih diskusi di kampus, namun sejak 1998 mulai aksi di depan Kedutaan Besar Amerika walaupun masanya hanya 10 orang, dan setiap tahun jumlah pesertanya semakin bertambah,” pungkasnya. []
Sumber: Antara