KETIKA terjadi Fathu Makkah (Penaklukan Makkah), Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memasuki Kota Makkah saat penduduk Makkah sudah mulai tenang. Beliau langsung pergi ke Baitullah. Beliau berthawaf sebanyak tujuh kali putaran di atas untanya dan mengusap Rukun Yamani dengan tongkatnya.
Saat itu, di sekitar Ka’bah terdapat berbagai berhala yang diikat dengan timah. Lalu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memberi isyarat pada patung-patung tersebut dengan tongkat kayu di tangannya sambil membacakan ayat: “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan adalah sesuatu yang pasti lenyap” (QS Al-lsraa’ [17]: 81).
Selesai melakukan thawaf, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memanggil Utsman bin Thalhah, “Wahai Utsman, berikanlah kunci Ka’bah kepadaku!” seru Rasul.
BACA JUGA: Nabi-nabi Palsu yang Muncul di Zaman Rasulullah dan Setelahnya
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam segera membuka pintu Ka’bah, kemudian masuk ke dalamnya. Di dalam Ka’bah, beliau melihat banyak patung.
Lalu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengambil patung kayu merpati, kemudian memecahkan dan membuangnya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam juga melihat dinding bagian dalam Ka’bah dipenuhi dengan gambar-gambar para malaikat, para nabi, dan lain-lain.
Kemudian, RasulullahShalallahu ‘alaihiwasallamsegeramemerintahkanUtsmanbinThalhah agar menghapusgambar-gambaritu.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berdiri di pintu Ka’bah sambil bersabda, “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia telah me-nepati janji-Nya, memenangkan hamba-Nya, dan menaklukkan pasukan sekutu sendirian. Ingatiah, seluruh kehormatan, darah, dan kekayaan yang didakwakan itu berada di bawah telapak kakiku ini, kecuali pelayan Ka`bah dan pemberi minuman kepada jamaah haji…. Wahai, orang-orang Quraisy! Sesungguhnya, Allah telah menghilangkan tindakan jahiliah dan pengagungan terhadap nenek moyang kalian. Semua manusia berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah.”
Setelah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam membacakan firman Allah dalam Surah Al-Hujuraat (49) ayat 13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ”
Lalu. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan perkataannya, “Wahai, orang-orang Quraisy! Menurut kalian, apa yang akan kuperbuat terhadap kalian?”
BACA JUGA: Ini Dia Istri yang Tak Pernah Dipoligami Rasulullah
“Kebaikan. Karena engkau adalah saudara yang baik dan anak saudara yang baik,” jawab kaum Quraisy.
“Pergilah kalian dengan bebas!” seru Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam membebaskan semua penduduk Makkah.
Keagungan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ditunjukkannya dengan memberikan amnesti (ampunan massal) kepada seluruh penduduk Makkah. Dengan lapang dada serta penuh keimanan dan keikhlasan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengampuni masyarakat yang dahulu nyata-nyata memusuhinya, mengancamnya, dan memeranginya selama 20 tahun. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama Yaumul Marhamah (hari kasih sayang). []
Sumber: 100 KisahIslamiPilihanUntukAnak-anak – Hc/Karya: Salman Iskandar/Penerbit: Mizan