Oleh: Ns Risno
SUATU ketika Rasulullah mendapat hadiah seekor kambing. Lalu kambing itu disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada para tetangga.
“Sudah kamu bagikan semua daging kambing itu wahai Aisyah?” tanya Rasulullah.
“Sudah ya Rasulullah, tinggal pahanya saja.” jawab Aisyah.
“Wahai Aisyah, pahanya yang habis sedang yang tinggal adalah yang kamu bagikan,” kata Rasulullah.
Begitulah, harta milik kita yang sesungguhnya adalah harta yang kita keluarkan di jalan Allah. Harta yang dibelanjakan untuk membantu saudara, menolong meringankan beban derita sesama, untuk segala yang bermanfaat bagi hajat orang banyak. Itulah harta abadi yang akan menyertai dan menyelamatkan kita hingga yaumul akhir.
Sedang harta yang kita makan akan jadi kotoran. Harta yang kita genggam erat, kita simpan, kita bangga banggakan dan kita anggap sebagai milik kita akan usang. Jadi rosak dan sirna. Seberapapun kayanya seseorang, meski semasa hidupnya punya segalanya, tapi jika sudah mati yang dibawakan hanya beberapa lapis mori dan itupun akan hancur di alam kubur.
Itulah sebabnya Rasulullah sangat menganjurkan kepada umatnya agar banyak-banyak menyedekahkan hartanya dijalan Allah.
Rasulullah adalah Uswatun hasanah. Sebaik baiknya suri tauladan. Begitu juga dalam hal membelanjakan harta. Rasulullah berkata, “Seandainya aku memiliki emas sebanyak bukit uhud, sungguh aku sangat senang jika ia tidak berada di sisiku lebih dari tiga hari. Sedangkan aku masih menyisakan sebagian emas tersebut kecuali sedikit yang aku sisakan untuk membayar hutang.” (HR: Bukhari).
Kalau seandainya Muhammad putra Abdullah ini mau jadi orang kaya, kedudukan Beliau sangat memungkinkan menjadi orang terkaya di tanah Arab. Tapi Beliau lebih memilih hidup miskin. Sang Rasul pamungkas ini bahkan pernah mengganjal perutnya dengan batu untuk menahan lapar.
Namun demikian, jangan ditanya soal kedermawananya. Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan. Beliau sangat loman,tidak pernah eman untuk mengeluarkan apa yang dimilikinya dijalan Allah.
Ibnu Abbas menginformasikan kepada kita tentang bagaimana kedermawanan beliau ini. “Bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan. Dan lebih dermawan lagi saat Ramadhan. Ketika dijumpai Jibril yang mengunjungi beliau setiap malam dibulan Ramadhan dan mengajarkan beliau Al Qur’an. Sungguh Rasul lebih dermawan dalam berbuat baik dari pada angin yang berhembus.” (HR: Bukhari).
Siapun orang yang datang kepada beliau, yang minta akan dikasih, siapa yang minta tolong akan ditolong, siapa yang minta bantuan akan dibantu. Tidak seorangpun yang datang kepada beliau mengharap sesuatu pulang dengan tangan hampa.
Begitulah Rasulullah, Muhammad Nabi kita. Beliau tidak hanya sekedar memerintahkan umatnya untuk bersedekah, menginfakan, membelanjakan hartanya dijalan Allah. Tapi Beliau langsung memberi contoh, memberi tauladan kepada umatnya bagaimana mendistribusikan hartanya dijalan Allah.
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang di sisi Allah akan kekal.” (QS An Nahl: 96). []
Terbono,Desember 2017.