Oleh: Ustaz Aris Munandar, S.S., M.P.I.
MUHAMMAD bin al-Yaman mengatakan tentang dunia,
حَلَالُهَا حِسَابٌ وَحَرَامِهَا عَذَابٌ
“Harta dunia yang halal itu berbuah hisab. Sedangkan harta dunia yang haram itu berdampak azab.” (Hilyah al-Auliya’ 8/157)
Dalam keyakinan seorang muslim permasalahan harta itu tidak hanya sekadar urusan dunia, namun berdampak surga atau neraka.
BACA JUGA: Harta Ibarat Rumput Hijau di Musim Semi yang Bisa Mematikan
Harta yang halal dan berlimpah akan berbuah hisab yang lama di akhirat.
Untuk meringankan hisab, seorang muslim yang sayang dengan dirinya semangat untuk berinfak di jalan-jalan kebaikan terutama yang potensial menjadi sumber pahala jariyah
Hisab harta itu ada dua pertanyaan:
- Dari mana harta tersebut didapatkan.
- Untuk keperluan apa harta tersebut dibelanjakan.
Ada dua macam perbelanjaan harta yang berdampak azab:
BACA JUGA: Kau dan Hartamu Milik Ayahmu
- Tabdzir, membelanjakan harta untuk bermaksiat meski dalam nominal yang kecil misal kuota internet untuk download konten porno.
- Israf, membelanjakan harta untuk hal yang mubah secara berlebihan misal kuota internet untuk bermedsos secara berlebihan, hanya untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya.
Sedangkan harta yang haram meski sedikit itu berdampak azab di neraka.
Bahkan daging yang tumbuh dari harta yang haram, tempat utama baginya adalah neraka. []
SUMBER: PENGUSAHA MUSLIM