SUDAH menjadi fitrah manusia untuk mencintai harta. Namun kita jangan sampai terlena karena harta dan melalaikan kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT, Sang Pemberi Rezeki kepada seluruh makhlukNya. Tak hanya itu manusia juga umumnya gemar menumpuk atau menimbun harta tanpa mereka sadari bahwa harta yang hakiki adalah yang disuguhkan pada kebaikan.
Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya. Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya atas harta tersebut, seperti zakat dan nafkah yang wajib.
BACA JUGA: 4 Pria dan Peta Harta Karun
Namun ada simpanan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan dengan berbagai bentuknya yang ia suguhkan untuk hari akhir. Suatu hari yang tidak lagi bermanfaat harta, anak, dan kedudukan. Harta memang membuat silau para pecintanya dan membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya.
Tak heran jika banyak orang menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan fitrah kesucian seperti korupsi, mencuri, dan menipu. Padahal betapa banyak orang bekerja namun ia tidak bisa mengenyam hasilnya. Tidak sedikit pula orang menumpuk harta namun belum sempat ia merasakannya, kematian telah menjemputnya sehingga hartanya berpindah kepada orang lain. Orang seperti ini jika tidak memiliki amal kebaikan maka ia rugi di dunia dan di akhirat. Sungguh betapa sengsaranya.
Allah SWT berfirman:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 46)
Dan firman-Nya:
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS. An-Nahl: 96)
Al-Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari sahabat Tsauban ra, ia berkata: “Tatkala turun ayat:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak…” (QS. At-Taubah: 34)
BACA JUGA: Ini Dia Ciri-ciri Harta Penuh Berkah
Tsauban ra berkata: Dahulu kami bersama Nabi SAW pada sebagian safarnya. Lalu sebagian sahabat berkata: “Telah diturunkan ayat mengenai emas dan perak seperti apa yang diturunkan. Kalau seandainya kita tahu harta apa yang terbaik yang kita akan mengambilnya?” Maka Nabi SAW bersabda:
“Yang utama adalah lisan yang berdzikir, hati yang syukur dan istri mukminah yang membantunya (dalam melaksanakan) agamanya.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi, 3/246-247, no. 3094, cet. Al-Ma’arif). []
SUMBER: PENGUSAHAMUSLIM