MANUSIA memiliki harta yang paling berharga bagi dirinya. Harganya terbilang cukup mahal, bahkan mungkin tak akan ternilai harganya. Namun, seringkali manusia tidak menyadari akan hal ini. Padahal, setiap insan memiliki harta yang paling berharga pada dirinya. Apakah itu?
Sesungguhnya akal adalah harta yang termahal yang dimiliki oleh manusia. Akal hanya dimiliki oleh manusia. Sedangkan makhluk yang lainnya tidak memiliki yang satu ini. Inilah kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Ini yang menjadikan manusia begitu istimewa dan memiliki derajat tertinggi dari makhluk lain.
Dengan akal maka manusia dapat beribadah kepada Allah. Manusia dapat menaati setiap perintah dari Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Karena akal dapat mencerna semua yang ia tangkap dari hasil panca inderanya. Dengan pengolahan itu, manusia akan mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik untuk dilakukan.
Akal manusia dapat menuntun setiap insan untuk bergaul dengan sesama. Ketika manusia telah dikenalkan pada lingkungan, termasuk orang asing yang baru dilihatnya di muka bumi, maka akal akan merekam itu. Sehingga, seiring berjalannya waktu, manusia dapat melakukan interaksi dengan manusia lainnya.
Nah, hal yang paling penting ialah dengan akal manusia dapat belajar untuk menghilangkan kebodohan. Ya, kebodohan memang kini marak terjadi di mana-mana. Padahal, manusia telah dianugerahi alat untuk diasah agar nantinya bermanfaat bagi dirinya. Hanya saja, akibat rasa malas yang telah menyerang pada diri manusia, maka manusia enggan untuk belajar. Sehingga, akal yang harusnya tajam itu, semakin lama semakin tumpul. Maknanya, pengetahuan kita hanya tetap saja, atau bahkan mungkin berkurang.
Oleh sebab itu, setelah kita ketahui bahwa kita memiliki harta yang paling berharga, jagalah dan asahlah anugerah itu. Anugerah berupa akal yang dapat menjadi alat perekam segala pengetahuan. Sehingga, kita dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Namun, jangan lupa, bahwa kita perlu mengasahnya. Dengan cara apa? Tentunya dengan cara belajar dan terus belajar, mencari ilmu kemana pun dan kapan pun.
Sumber: Adab Islam dalam Kehidupan Sehari-hari/Karya: Mahdy Saeed Reziq Krezem/Penerbit: Media Da’wah