SEKJEN PDIP Hasto Kristiyanto berbicara terkait cawapres nomor urut 3 Mahfud Md yang enggan menjawab pertanyaan dari cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat debat keempat Pilpres 2024. Hasto menilai jika pertanyaan yang diajukan Gibran seperti teka-teki silang.
“Seperti TTS (teka-teki silang) saja, padahal ini kan bukan teka-teki silang,” kata Hasto di JCC, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).
Menurut Hasto, pertanyaan yang diajukan seharusnya sesuai dengan komitmen terhadap rakyat. Sebab, kata dia, debat bukan merupakan kuis untuk teka-teki silang.
BACA JUGA: Hasto PDIP Bagi-bagi Telur, Kubu Prabowo Singgung soal Ikut-ikutan
“Maka kemudian Cak Imin memberikan sindiran kepada Mas Gibran ‘Pak Gibran ini berbicara sebagai seorang pemimpin tentang suatu policy’. Bukan teka-teki silang,” ujar Hasto.
“Sehingga green inflation itu tidak dikaitkan apa dengan kepentingan rakyat, apa dengan kepentingan nasional kita,” sambungnya.
Maka, kata Hasto, hal tersebut dapat menunjukkan kedewasaan seseorang. Hasto lantas menyinggung terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
“Maka kami berpikir ‘oh ternyata keputusan Mahkamah Konstitusi ketika melakukan rekayasa hukum oleh paman Mas Gibran itu ternyata berdampak bahwa usia 40 tahun itu ternyata sangat menentukan kedewasaan seseorang’. Ini yang kemudian terbukti di dalam debat ini,” ucapnya.
Hal senada diungkap politikus PDIP Aria Bima. Dia menyebut jika seharusnya pemimpin berusia di atas 40 tahun agar lebih dewasa dan matang.
BACA JUGA: Anies Ucapkan Selamat HUT ke PDIP, Begini Respons Hasto
“Ya mungkin ini alasan kenapa harus di atas 40 tahun ya, karena memang pemimpin tidak hanya pintar tapi harus matang dan dewasa. Dewasa dan matang itu kan proses karakter. Kelihatan sekali seperti anak kecil,” kata Aria Bima.
“Kenapa batas usia itu dulu dicantumkan 40 tahun, saya semakin yakin itu, karena pemimpin untuk urus Indonesia ini perlu wening (tenang) kalau orang Jawa. Kemudian matang dan dewasa. Saya kira itu,” imbuhnya. []
SUMBER: DETIK