SEKJEN PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan ada menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menjalankan perintah soal food estate dengan baik. Bendahara Umum (Bendum) NasDem Ahmad Sahroni meminta agar Hasto menyebutkan langsung nama menteri itu.
“Ya saya rasa daripada menimbulkan fitnah dan desas-desus, ya sebut saja namanya. Tapi ingat, harus juga dengan bukti-bukti yang jelas, di mana salahnya. Tidak boleh hanya asumsi dan lempar isu belaka,” kata Sahroni kepada wartawan, Kamis (21/9/2023).
BACA JUGA: Jokowi Nyatakan Punya Data Intel Soal Arah Partai Politik, Begini Respons NasDem
Sahroni menyebut Presiden Jokowi selalu menilai kinerja menterinya. Dia yakin Jokowi akan mengevaluasi menterinya jika tidak baik dalam menjalankan tugas.
“Saya rasa ujung-ujungnya kan Pak Jokowi yang menilai. Kalaupun ada menteri yang tak jalani perintah, harusnya sudah ditegur keras dan mungkin diganti oleh Presiden. Nah kita lihat sekarang, nampaknya masih baik-baik saja semua,” tutur dia.
Untuk diketahui, Sekjen PDIP Hasto Kristianto menyebut ada menteri di Kabinet Indonesia Maju yang tidak menjalankan dengan baik perintah Presiden Jokowi terkait food estate. Siapa menteri yang dimaksud?
“Food estate merupakan bagian dari platform PDI Perjuangan di bidang pangan. Hanya, ketika Presiden (Presiden Jokowi) memberikan mandat kepada menterinya ini kan ada yang tidak menjalankan dengan baik, karena estate of interest. Misalnya dengan membentuk perusahaan yang hanya diisi oleh kroni-kroninya, ini kan bukan sesuatu yang sehat,” kata Hasto, Kamis (21/9).
BACA JUGA: PKS Resmi Usung Anies-Cak Imin, NasDem: Kokohkan Basis Kekuatan
Hasto menyebut pengelolaan food estate harus melibatkan masyarakat petani dan perguruan tinggi sebagai pusat riset dan inovasi.
“Padahal ketika kita bicara food estate tidak bisa melepaskan dari hulunya, penelitian, apakah tanahnya juga tanahnya cocok dengan tanaman tertentu, dan yang paling penting adalah petaninya, kita tidak bisa membangun food estate tanpa melibatkan petani, perguruan tinggi sebagai pusat riset dan inovasi, dan kemudian juga melibatkan local wisdom masyarakat yang ada,” kata Hasto. []
SUMBER: DETIK