Ketahui Patokan Pengkafiran Orang!
Beliau rahimahullah, (3/229) mengatakan, “Orang yang duduk bersamaku sudah memahammi tentang diriku. Bahwa saya termasuk orang yang paling keras dalam melarang untuk menyandarkan kepada orang tertentu pengkafiran dan penfasikan dan maksiat. Kecuali kalau telah ada kepadanya hujjah risalah dimana orang yang menyalahinya itu terkadang kafir, kadang fasik atau terkadang bermaksiat. Saya telah menetapkan bahwa Allah telah mengampuni umat ini kesahannya. Hal itu mencakup kesalah dalam permasalahan khobar (informasi dari nash) baik ucapan maupun masalah amaliyah. Para ulama salaf masih berbeda dalam banyak masalah ini. Dan tidak nampak salah seorang diantara mereka dengan mengkafirkan, mengfasikkan maupun melakukan kemaksiatan.
Hat-hati, Jangan Ngasal, Ketahui Patokan Pengkafiran Orang! (1)
Dan menyebutkan contoh kemudian beliau menambahi, “Saya telah menjelaskan bahwa apa yang dinukilkan dari salaf dan para imam ungkapan secara umum dengan pengkafiran orang yang mengatakan ini dan ini. Itu termasuk benar. Akan tetapi harus dipisahkan antara secara umum dan khusus. sampai beliau mengatakan, “Pengkafiran itu termasuk ancaman. Meskipun pendapat ini termasuk menentang terhadap apa yang diucapkan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Akan tetapi terkadang ia adalah masih baru masuk Islam. Atau hidup di desa yang jauh. Kondisi seperti ini, tidak boleh dikafirkan terhadap pengingkaran yang diingkarinya sampai datang kepadanya penjelasan (hujjah). Terkadang dia belum mendengarkan nash-nash itu. Telah mendengarkan Cuma belum tetap padanya. Atau mendapatkan (dalil) lain yang bertentangan dengannya yang mengharuskan untuk mentakwilkannya meskipun hal itu salah. Saya senantiasa menyebutkan hadits yang ada dalam dua shoheh (Bukhori dan Muslim) terkait seseorang yang mengatakan:
BACA JUGA: Quran Surat Al-Kafirun (Orang-Orang kafir) 6 ayat
إذا أنا مت فأحرقوني ، ثم اسحقوني ، ثم ذروني في اليم ، فوالله لئن قدر الله عليَّ ليعذبني عذاباً ما عذبه أحداً من العالمين . ففعلوا به ذلك ، فقال الله : ما حملك على ما فعلت ؟ قال : خشيتك . فغفر له
“Ketika saya mati, maka bakarlah diriku kemudian leburkan dan lemparkan saya ke laut. Demi Allah, kalau Allah mampu terhadap diriku, maka Allah akan mengazabku dengan azab yang belum pernah ada di alam ini. Maka mereka melakukannya. Maka Allah berfirman, “Apa yang melatar belakangi anda melakukan hal itu. Maka dia menjawab, “Karena takut kepada-Mu, maka Allah ampuni dia.”
Orang ini ragu-ragu terhadap kekuasaan Allah. dan dalam pengembalian semula ketika menjadi debu. Bahkan dia meyakini tidak akan kembali lagi (dibangkitkan). Ini termasuk kafir menurut kesepakatan umat Islam. Akan tetapi dia tidak mengetahui akan hal ini. Padahal dia beriman takut kepada Allah akan siksa-Nya, maka Allah ampuni dia akan hal itu.
Orang yang mentakwilkan ayat dari kalangan ahli ijtihad, yang menjaga (agar tetap) megikuti Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam itu lebih utama mendapatkan ampunan dari cerita semacam ini.” Selesai ‘Faedah ini diambil dari ‘Khotimah Qawaid Mutsla karangan Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah diserta sedikit tambahan.
Kalau masalah pengkafiran posisi seperti ini, maka (harus) berhati-hati dan kesalahan di dalamanya sangat parah. Maka seharusnya bagi pencari ilmu, terutama bagi pemula. Menjaga agar tidak masuk dalam hal itu. (Hendaknya) Sibuk mencari ilmu bermanfaat untuk kebaikan urusan dunia dan akhiratnya.
Patokan Pengkafiran yang Ketiga:
Sebelum memberitahukan sedikit dari kitab-kitab (rujukan). Maka kami beri nasehat kepada anda, agar meminta pertolongan dalam mempelajari ilmu kepada ahli ilmu dari kalangan ahli sunah. Karena hal itu jalan termudah dan paling aman. Akan tetapi syaratnya, anda mengambil dari orang terpercaya ilmu dan agamanya, mengikuti sunah serta jauh dari hawa nafsu dan bid’ah.
Muhammad bin Sirin rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka lihatlah kepada siapa anda mengambil agama kalian.” HR. Muslim di muqodimah di shohehnya. Kalau belum mudah bagi anda, di tempat anda menghadiri pengajian ahli ilmu. Memungkinkan dibantu dengan kaset-kaset mereka. Dimana bisa anda dapatkan lewat CD atau wesite islam lebih mudah lagi alhamdulillah. Kemungkinan juga anda mengambil manfaat dari sebagian ahli ilmu yang sangat menjaga ilmu agamanya dan mengikuti sunah. Sedikit sekali tempat yang kosong darinya insyaallah.
Patokan Pengkafiran yang Keempat:
Diantara kitab-kita yang selayaknya anda pelajari, melihat dan studi dengannya adalah
Tafsir : Tafisr Syekh Ibu Sa’di dan Tafsir Ibnu Kastir
Hadits: Arbain Nawawi disertai salah satu kitab penjelasannya. Terutama kitab Jami’ Ulum Wal Hikam karangan Ibnu Rajab. Kemudian Riyadus Sholihin disertai ada tambahan yang penuh berkah. Memungkinkan anda dibantu dengan penjelasan Syekh Ibnu Utsaimin rahaimahullah.
BACA JUGA: Mengkafirkan Orang Sembarangan, Bolehkah?
Aqidah : fokuskan ‘Kitab Tauhid karangan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab disertai penjelasan ringkas. Aqidah Wasitiyah karangan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah. Disertai beberapa Risalah yang bermanfaat dalam kitab ini. Seperti ‘Tahqiq Kalimat Ikhlas karangan Ibnu Rajab. Tuhfatul Iraqiyah Fi A’mal Qolbiyah karangan Ibnu Taimiyah.
Dibantu dengan kitab ‘Zadul Ma’ad karangan Ibnu Qoyyim rahimahullah. Dan banyak dari kitab-kitab beliau seperti ‘Wabil Soyyib dan Da’ Wad Dawa’.
Ini sekumpulan kitab untuk pemula disertai dengan mutola’ah. Apalagi anda mendapatkan orang yang membantu membaca dan memahaminya. Maka akan menambah pengetahuan anda dengan kitab yang bermanfaat dan penting bagi anda. sedikit demi sedikit insyaallah.
Wallahu a’lam. []
HABIS | SUMBER: ISLAMQA