“Di dalam tubuh kita ini ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh kita. Namun jika segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh tubuh kita. Segumpal daging dimaksud adalah hati.”
(HR Bukhari)
HADIS di atas menggambarkan dengan baik dan sangat jelas tentang peran hati dalam kehidupan. Itu sebabnya hati perlu dijaga dari hal-hal yang dapat merusak kebaikannya.
Dikutip dari NU Online, ada empat hal yang bisa merusak hati, yakni:
1 Banyak Bicara
Dalam salah satu hadistnya Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang banyak bicaranya maka banyak kesalahannya. Siapa yang banyak kesalahannya, maka sedikit wara’-nya. Siapa saja yang sedikit wara-nya, maka mati hatinya. Siapa saja yang mati hatinya, maka Allah haramkan surga untuknya.”
Nabi Isa ‘alaihissalam pernah berpesan, “Sedikitlah bicara kecuali dengan berdzikir. Sebab, banyak bicara hanya akan mengeraskan hati.” Maksud banyak bicara di sini adalah bicara yang tanpa makna, sedangkan bicara yang memberi manfaat dan hikmah justru sangat dianjurkan.
Nabi Muhammad SAW sendiri menganjurkan agar selalu bicara yang baik, bahkan anjuran itu dikaitkan dengan keimanan, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik-baik atau diam.” (HR Malik)
BACA JUGA: 7 Wasiat Pembersih Hati
2 Banyak Makan
Rasulullah SAW telah memberikan contoh terbaik dalam hal pola makan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Keturunan Adam tidak dianggap menjadikan perutnya sebagai wadah yang buruk jika memenuhinya dengan beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Karena itu, apa yang dia harus lakukan adalah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas.” (HR Ahmad)
Luqman al-Hakim, salah satu tokoh bijak yang namanya disebutkan dalam Alquran, juga pernah berpesan kepada putranya, “Wahai anakku, jika perutmu penuh, maka pikiranmu akan tidur, hikmah jadi tertutup, dan anggota tubuh akan lemah dibawa ibadah.”
3 Banyak bergaul dengan orang-orang buruk
Salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhkan engkau akan dikumpulkan bersama orang-orang yang engkau cintai.”
Artinya, jika seseorang cinta kepada orang saleh, maka kelak ia akan dibangkitkan bersama orang-orang saleh. Demikian pula sebaliknya.
Dari bergaul dengan orang-orang saleh, diharapkan kita pun menjadi orang saleh. Sebab, orang saleh yang dijanjikan Allah akan beruntung. Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan, “Aku berjanji kepada hamba-hamba-Ku yang saleh dengan sesuatu yang belum pernah terlihat mata, belum pernah terdengar oleh telinga mana pun, dan belum pernah terbesit dalam hati siapa pun.”
BACA JUGA: Shalat sebagai Penyejuk Hati
Menjauhi orang-orang buruk dan mendekati orang-orang saleh ini tak lain demi menjaga hati kita agar tidak keruh dan terkotori.
4 Banyak memandang
Pandangan buruk yang kuat bersarang dalam hati akan mengotorinya. Sedangkan jika hati sudah kotor, maka yang timbul adalah kemalasan, kekikiran, niatan-niatan jahat, kesombongan, sikap keras menerima nasihat, dan jauh dari kebaikan. Pandangan yang dimaksud adalah pandangan dalam apapun.
Mengingat pentingnya menjaga atau menundukkan pandangan ini, maka Allah memerintahkannya langsung dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (QS al-Nur [24]: 30)
Bahkan perintah ini tidak hanya ditujukan kepada kaum laki-laki, tetapi juga kepada kaum perempuan.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.’” (QS al-Nur [24]: 31)
Walau konteks ayat di atas adalah menjaga pandangan dari aurat, tetapi selayaknya diterapkan terhadap hal-hal negatif yang dapat melahirkan rasa iri, dengki, panas hati, mengundang syahwat, dan lain sebagainya. []
SUMBER: NU ONLINE