Oleh : Newisha Alifa
SABTU pagi sebelum berangkat kerja, Alhamdulillah sempat nonton salah satu tayangan TV yang kontennya berita Islami. Saat itu, tema yang dibahas adalah tentang berhati-hatilah kita saat berdoa. Perhatikan isi doa kita.
Alkisah pada zaman Rasulullah Saw, ada seorang sahabat yang berdoa supaya selalu diberikan dua buah roti setiap harinya, agar dia tidak merasa kelaparan sehingga bisa lebih khusyu’ dalam beribadah. Kalian tahu? Apa yang terjadi kemudian? Doanya itu terkabul! Tak berapa lama, sahabat tersebut difitnah hingga dipenjara. Dan alhasil, setiap hari dia selalu mendapatkan dua buah roti secara cuma-cuma. Persis seperti apa yang diucapkan dalam doanya.
Pernahkah di sini ada yang membaca joke, bahwa ada orang yang berdoa ingin kaya raya, namun hidupnya cuma mainin kaki doang? Lantas doanya dikabul, dia menjadi tukang jahit yang pada saat itu proses kerjanya memainkan kaki pada mesin jahitnya?
Atau waktu itu, saya pernah baca entah buku atau di internet. Ada seorang pria yang minta jodoh. Kemudian dia kecelakaan. Harus dirawat di rumah sakit. Dan akhirnya dia berjodoh dengan salah satu perawat di sana.
Kisah lain, seorang pria yang juga meminta jodoh. Tidak lama kemudian dia ditilang polisi. Tapi ada suatu kejadian yang membuat dia jadi akrab dengan Pak polisi tersebut. Hingga suatu saat polisinya bertanya, “Apakah kamu mau saya jodohkan dengan adik saya?” Dan akhirnya pria tersebut berjodoh dengan adik polisi tersebut. Ma Syaa Allah!
Saya sendiri pernah merasakan efek dari doa saya yang bahkan terselip juga pada sebuah kebohongan. Hal tersebut terjadi ketika saya mengundurkan diri dari proses rekrutmen di sebuah perusahaan lokal di Cikarang. Saya tiba-tiba ragu untuk menjadi karyawan di sana, karena kurang cocok dengan treatment pihak HRD-nya terhadap pelamar kerja yang terasa serba menggantung.
Akhirnya, saya pun berbohong saat itu. Saya bilang bahwa saya sudah diterima di perusahaan lain. Padahal kenyataannya tidak! Saya sedang tidak ada proses rekrutmen di perusahaan lain manapun saat itu.
“Dimana?” tanya pihak perusahaan.
“Masih daerah Cikarang juga, Bu.” Saya berucap bohong, sambil dalam hati teriak Aamiin. Aamiin Yaa Allah.
Tiga bulan kemudian, saya benar-benar diterima di salah satu perusahaan Jepang di daerah Cikarang. Allahu Akbar! Adakah semuanya kebetulan semata? Saya yakin tidak.
Boleh jadi saat ini doa-doa kita tengah menggantung di langit. Boleh jadi saat ini, ia belum terkabul karena terhijabi dosa dan maksiat yang belum disadari, ditobati kemudian dijauhi.
Boleh jadi juga Allah sedang menunda karena Dia senang mendengar kita meratap, menangis, menunjukkan ketidakberdayaan kita sebagai hamba di hadapan-Nya.
Atau boleh jadi juga Allah lebih tahu bahwa doa yang kita panjatkan itu tak baik untuk kita, untuk kemudian akan digantikan-Nya dengan yang lebih baik.
Jadi, Buat yang lagi berdoa ingin segera dilamar. Hati-hati! Yang kumplit doanya.
Bisa jadi beneran sebentar lagi, ada yang datang ngelamar, tapi ternyata orang nggak baik gimana? Kaya’ kisah Rana -Cinta Suci Zahrana- yang sempat dilamar sama rektor kampusnya yang mata keranjang. Naudzubillah.
Berdoalah dengan sebaik-baiknya tutur kata. Yang paling penting dalam doa adalah …
“Tetapkanlah hamba, pada segala sesuatu yang mengundang ridho-Mu.”
Karena berdoa ingin kaya raya, kalau dikabul namun pada akhirnya kita menjadi sosok seperti Karun, yang segala harta kekayaannya ditenggelamkan ke bumi karena kesombongannya pada Allah. Naudzubillah. []