Oleh: Fahmi Mujahid
fahmimujahid12@gmail.com
IBNU Qayyim mengatakan dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan, “Peringatan Allah untuk mewaspadai setan lebih banyak daripada peringatannya untuk mewaspadai nafsu dan selayaknya demikian. Sebab, bahaya dan kerusakan nafsu timbul karena godaan setan. Nafsu adalah kendaraan setan, sarang kejahatannya dan tempat di mana ia ditaati.”
Para ulama tasawuf lebih sering membahas panjang lebar mengenai bahaya hawa nafsu. Tetapi, mereka kurang memperhatikan dampak dari kerusakan dari godaan setan yang berhembus ke dalam hati manusia. Setan tidak pernah lelah menggoda manusia siang maupun malam, ia terus menggoda dengan segala cara agar manusia berbuat maksiat.
Hasan Al-Basri pernah ditanya, “Wahai Imam! Apakah setan beristirahat?”Beliau menjawab, “Jikalau setan istirahat, tentu kita bisa rehat.” Kita harus sadar dengan aktivitas setan yang tidak pernah istirahat dalam menggoda manusia, supaya manusia jatuh kepada kemaksiatan dan menjadi pengikutnya di neraka.
Sejak diusirnya iblis, nenek moyang setan dari golongan jin. Ia meminta ditangguhkan kematiannya hingga hari kiamat. Kemudian iblis menyatakan perang dengan Adam dan keturunanya, serta bertekad akan menjerumuskan manusia untuk berbuat durhaka kepada Allah Swt.
Manusia sering lalai terhadap musuhnya yang nyata ini, yakni setan. Banyak sekali penjelasan Al-Qur’an mengenai setan, bahwa ia adalah musuh yang nyata bagi manusia.
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168)
“Wahai orang-orang yang berimana! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 208)
Dan masih ada lagi ayat-ayat yang menyatakan, bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Seperti surat Al-An’am: 142,surat Al-Araf: 22, surat Yusuf: 5, surat Al-Kahfi: 50, surat Taha: 117, surat Al-Qasas: 15, surat Fatir: 6, surat Yasin: 60, dan surat Az-Zukhruf: 62. Maka sudah seharusnya, jadikanlah setan sebagai musuhmu dalam hidup, supayakamu bisa selamat dari tipu dayanya.
Tipu daya setan sangat halus dan tidak disadari manusia, karena ia tidak bisa dilihat dan sebaliknya setan bisa melihat manusia. Untuk itu, manusia agar selamat dari tipu daya setan, ia harus meminta perlindungan kepada Allah Swt, Zat Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Dan Sudah seharusnya, manusia meminta perlindungan kepada Allah Swt.
Mintalah perlindungan kepada Allah
Sebagai hamba Allah, manusia memang harus memohon perlindungan kepada-Nya. Hanya Allah yang dapat menolong manusia dari segala macam tipu daya setan dan bala tentaranya. Ketika manusia hendak melakukan kebaikan, setan akan bersemangat untuk memalingkan manusia agar tidak melakukan kebaikan. Tetapi, jika manusia hendak melakukan kemaksiatan, setan akan mendukung dan membisikan agar manusia melakukan kemaksiatan tersebut. Oleh karena itu, tiada yang bisa dimintai pertolongan, kecuali hanyalah Allah Swt.
Contohnya, kita harus berlindung kepada Allah ketika hendak membaca Al-Qur’an.
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98)
Selain itu, manusia setiap kali tergoda oleh bisikan setan, maka hendaknyan ia berlindung kepada Allah Swt.
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Fussilat: 36) Di ayat yang lain
“Dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku’.” (Al-Mu’minun: 97-98)
Manusia adalah makhluk yang lemah dan membutuhkan pertolongan, sehingga Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar banyak berdo’a kepada-Nya. Sungguh aneh, jika manusia memohon pertolongan kepada yang lemah (makhluk). Seharusnya, manusia maminta pertolongan kepada yang lebih kuat dan perkasa, yakni kepada Allah Swt. Dia turun ke bumi pada sepertiga malam terakhir dan membentangkan tangan-Nya, untuk mencari hamba-Nya yang memohon pertolongan.
Sudah selayaknya, manusia mewaspadai segala bisikan setan yang tersembunyi dan kejahatan yang dihembuskannya dengan senantiasa berdo’a kepada-Nya, dan menguatkan keimanan kepada Allah agar tidak jatuh ke lembah kemaksiatan. Wallahu a’lam