ISTILAH virus banyak dikenal sebagai teknologi komputer yang banyak dikuasai. Virus, adalah semacam program computer yang sengaja dibuat oleh para ahlinya untuk berbagai tujuan. Kebanyakan sifatnya negatif. Biasanya, program ini akan merusak keberadaan program yang ada, sehingga tak terbaca dan dapat diaplikasikan.
Karena sifatnya yang demikian, maka istilah ini banyak dilekatkan dengan hal-hal yang bersifat merugikan. Namun, bagi orang-orang tertentu, keberadaan virus ini justru menjadi beberapa keberutungan, contohnya penyedia jasa servis, atau pembuat program tandingan yang disebut antivirus. Mengapa? Karena hal ini kembali kepada orangnya, bagaimana memanfaatkan segala sesuatu yang ada dan merupakan potensi yang harus dijaga dan diarahkan.
Demikian juga dengan hati. Menurut al-Ghazali, hati dapat memiliki kemampuan yang luar biasa, namun sebaliknya hati juga dapat tidak memiliki apa-apa jika terhalang oleh persoalan-persoalan di bawah ini:
1. Ada tabir (hijab) yang biasanya merupakan kesenangan dalam hidup, yakni persoalan indrawi dan duniawi. Maka hubbuddunya (cinta dunia) adalah tabir yang serius.
2. Kotoran hati disebabkan banyaknya dosa-dosa. Hati bagaikan cermin. Setiap melakukan satu dosa berarti memperoleh noktah hitam di atasnya. Semakin banyak dosa, semakin banyak noktahnya, semakin besar dosa, semakin besar pula noktahnya. Yang pasti, semakin banyak noktah semakin kotor bahkan hati akan menghitam karenanya.
“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amak berat.” (QS. Al-Baqarah: 7)
3. Berpaling hati ke arah yang lain
4. Kurang adanya kesediaan hati itu sendiri
5. Hati tidak mengetahui arah yang seharusnya dituju
Memang patut disayangkan apabila hati yang berpotensial tersebut harus terhalang dan hilang kemampuannya, apalagi jika sampai menjadi buta sebagaimana dinyatakan:
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami dan mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesunggunya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
Buta hati jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan buta mata, karena orang yang buta hatinya dapat merusak siapa saja dan apa saja yang ada, termasuk dirinya.
Sumber: Terapi Hati/Amin Syuku dan Fathimah Usman/Erlangga