PADA dasarnya Allah SWT menciptakan manusia itu dalam keadaan suci, bersih. Yang membuatnya menjadi kotor dan terhina itu adalah pengaruh keluarga dan lingkungan sekitarnya, yang membentuk karakter dirinya.
Untuk itu, peran keluarga dan lingkungan perlu diperhatikan. Usahakan dari sejak dini kita harus bisa mengarahkan anak pada hal-hal yang baik dan menempakannya pada lingkungan yang baik pula.
BACA JUGA: Hati-hati, Perbuatan Ini Membakar Amal Baik
Namun, terkadang amal-amal baik yang kita perbuat, akibat ketidak singkronan lingkungan kita jadi memiliki dua sikap yang saling bertolak belakang. Seperti halnya keluarga sudah memberikan ilmu agama yang sangat baik, sedangkan teman-teman menjeremuskannya pada perbuatan yang tidak baik. Sehingga, banyak dari kita yang tetap menjalankan shalat tapi maksiat pun tetap dilakukan.
Hal-hal yang membuat susu sebelanga rusak karena nilai setitik. Sudah shalat buka aurat, janji taubat maksiat lagi, beramal tetapi dengan niat untuk dipuji, pulang haji tapi masih berbuat zalim, sudah menikah masih berzina. Tekun ibadah tapi durhaka pada orang tua. Sekian lama berumah tangga akhirnya keluar kalimat, “Aku menyesal nikah denganmu.” Sungguh habis sudah semua kebaikannya.
Itulah perbuatan-perbuatan yang sepertinya menjadi hal sepele. Kita beranggapan bahwa Allah SWT pastilah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan senantiasa mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Akan tetapi, jika terus menerus kita melakukan maksiat kepada Allah, apakah akan menjamin ketika kematian tiba kita dalam keadaan telah bertaubat kembali kepada Allah?
BACA JUGA: Amal Baik Hangus Seketika Jika Disertai Sifat Ini
Pikirkanlah dengan hati yang teduh. Renungkan dengan kesungguhan hati. Jangan sampai amal baik kita terbakar karena amal-amal yang tidak baik. []
Referensi: Romant Islam Serpihan Kata Berhikmah bagi Pendamba Keluarga Sakinah/Karya: Muhammad Arifin Ilham/Penerbit: Haqiena Media