Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Pengasuh Grup Online Obrolan Wanita Islamis (BROWNIS)
Orang makin menggila. Ketika emosi menyentuh, api kemarahan langsung membakar dan ujungnya jika bukan perampasan, penganiaayaan hingga kematian. Mengapa begitu mudah hati terbakar hingga hilang akal? Separah itukah kesalahan? Setinggi itukah harga diri dan juga harta kekayaan?
Begitu pendeknya cara seseorang berpikir hingga seorang pengendara mobil berinisial IA sengaja menabrak pemotor hingga tewas di Solo. Hanya berawal dari cekcok mulut karena pemobil merasa jalannya dihalangi oleh pemotor tersebut (detiknews.com/24/8/2018).
Kemudian seorang oknum TNI menendang karyawan perempuan sebuah SPBU di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang hanya gara-gara petugas tidak mau melayani karena tidak sesuai antrian (TRIBUN-MEDAN.com/23/8/2018).
Dan masih banyak lagi kejadian yang di luar akal sehat. Dimanakah adab dan akhlak? Semua diselesaikan dengan tindakan pisik. Jelas ini bukan penyelesaian yang benar. Jika kita menelisik lebih dalam, orang bertindak secara membabi buta tanpa perhitungan panjang bisa dikatagorikan mengalami depresi atau tekanan batin dari suatu keadaan yang bisa jadi dia tidak bisa mengkompromikan.
Hari ini persoalan masyarakat bertambah banyak, beban yang harus ditanggung juga bertambah berat. Semestinya bisa dikembalikan kepada agama, namun apa daya agama di negri mayoritas muslim ini dipisahkan jauh-jauh dari kehidupan berkeluarga, masyarakat dan negara.
Otomatis, ketika mendapati persoalan, mereka menggunakan aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri sebagai konsekwensi karena telah menjauhkan agama dari kehidupan. Padahal, secara fitrah, manusia adalah tempat salah dan dosa, setiap peraturan yang keluar darinya berpotensi menimbulkan perbedaan, pertentangan dan kerusakan. Karena peraturan di buat dari akal yang terbatas dan sesuai dengan lingkungan dimana manusia itu tinggal.
Inilah corak sekulerisme. Ketika Tuhan hanya dionggokkan di pojokan rumah ibadah. Ketika bersosialisasi, bermuamalah, urusan hukum dan sanksi, urusan makanan dan minuman diserahkan kepada manusia.
BACA JUGA:Â Orang Ini Mampu Meneguhkan Hati Rasulullah
Islam mengatur kehidupan manusia dengan begitu detil. Islam memerintahkan untuk berlemah lembut terhadap kaum Mukmin dan keras terhadap kaum Kafir hukumnya wajib. firman Allah dalam QS.Al-Mâidah 5: 54] yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai- Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Maka perlu kesadaran yang benar agar manusia sampai kepada perbuatan yang benar pula. Karena prilaku seseorang sangat tergantung kepada pemahamannya terhadap suatu fakta. Kesadaran bahwa setiap muslim dilihat oleh Allah maka otomatis akan membuat manusia tidak selalu mengedepankan otot ketika menyelesaikan masalah, tapi dengan akal. Wallahu a’ lam biashowab.
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.