KINI kita seringkali mendengar istilah-istilah yang begitu asing. Terutama di kalangan para remaja. Mereka mempunyai istilah-istilah baru sebagai cerminan perasaan atau pun sikap seseorang. Salah satu istilah yang tidak asing di telinga kita ialah baper. Apa itu?
Baper atau bawa perasaan adalah suatu peraasaan seseorang, di mana seseorang tersebut mudah terbawa-bawa perasaannya, mudah merasa serius ketika mendengar mengetahui suatu hal/ masalah, melebih-lebihkan perasaan pada saat menghadapi suatu masalah.
Perasaan memanglah sudah menjadi bagian yang lumrah dalam tubuh seseorang, tetapi jika perasaan tidak digunakan dengan sebaik-baiknya maka akan berakibat fatal. Lalu, bagaimana cara mengatasi baper?
BACA JUGA: Jarang Diperhatikan, Inilah 7 Syarat Sah Shalat
1. Bisa Membedakan Mana yang Bercanda Mana yang Serius
Orang yang baper cenderung menganggap semua hal itu serius. Padahal mungkin orang lain menganggap hal tersebut adalah hal biasa bahkan bercanda. Jadi untuk bisa mengatasi baper yaitu dengan melatih untuk dapat membedakan mana yang bercanda dan mana yang serius.
2. Jangan Mudah Tersinggung
Jika Anda mengetahui ada seseorang yang sedang mengobrol di jarak yang tidak jauh dari Anda dan anda tidak begitu dengar apa yang di bicarakan, maka janganlah Anda merasa bahwa orang tersebut sedang membicarakan Anda.
3. Jangan Bilang “I’m Ok”, “I’m Fine”, atau Tidak Apa-apa
Orang yang tergolong baper biasanya akan berkata baik-baik saja ketika ditanya. Tetapi sebenarnya ada apa-apa dan dia akan merenungi masalahnya sendiri bahkan sampai menangis sendiri. Baik di kamar, di mobil, di toilet, maupun di tempat tersembunyi lainya.
4. Menganggap Apapun yang Dilakukan Seseorang Bermanfaat
Jika Anda dapat menyikapi perilaku seseorang dengan tepat maka Anda tidak akan merasa merugi. Karena apapun perkataan orang lain kepada kita, tentu itu terjadi dengan izin Allah. Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk menguji keimanan kita.
BACA JUGA: Manfaat Shalawat bagi Hati
Allah SWT berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 216).
Dari penggalan ayat tersebut, Allah menyatakan bahwa apa-apa yang kita suka belum tentu baik di mata Allah SWT, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, cukuplah hukum syarat yang menjadi standar bukan perasaan. []
Sumber: konsultasisyariah.com