• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Berita

Haul Ke-11 Soeharto, Mbak Tutut Ungkap Pesan Terakhir Ayahnya

Oleh Eneng Susanti
7 tahun lalu
in Berita
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Tribunnews

Foto: Tribunnews

395
BAGIKAN

JAKARTA—keluarga besar mendiang Presiden ke-2 RI, menggelar Haul-11 Soeharto di kediaman keluarga, Rumah Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.

Putri pertama Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut mengenang kembali kisah almarhum ayahnya. Dia menuliskan itu di situs tututsoeharto.id. Di sana, Mbak Tutut juga mengunggah foto foto kebersamaan terakhir keluarganya sebelum Soeharto meninggal dunia.

Inilah penututan Mbak Tutut tentang pesan sang ayah untuknya di saat-saat terakhir hidupnya.

BACA JUGA: Terungkap, Soeharto Sempat Tak Punya Uang di Masa Pensiunnya

ArtikelTerkait

PUI Kecam Keras Agresi Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata dan Tuntut Pengadilan Internasional

Program Unik Bantuan Makan Sahur (BMS) Khusus Warga Depok

Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan

Mat Solar, di Hari Tuanya, Rajin Datangi Pengajian

“Malam itu, tanggal 25 Januari 2008, bapak menghendaki dhahar (makan) Pizza. Kami mencari… Titiek dan Mamiek sibuk minta batuan temannya untuk mencarikan pizza sampai dapat.

Alhamdulillah masih ada yang buka. Bapak memangil kami berkumpul, untuk makan bersama Pizza tersebut. Tiba-tiba bapak menyanyikan lagu “Panjang Umurnya”. Rupanya bapak ingat, bahwa pada bulan Januari ada anaknya yang ulang tahun, yaitu saya, pada tanggal 23 Januari. Kami menemani bapak makan Pizza. Bapak dhahar satu potong pizza dengan lahap.

Alhamdulillah, malam itu Titiek membawa HP ke kamar rawat bapak. Jadi kami sempat berfoto bersama. Kami tidak pernah mengira, bahwa itu foto kami berenam terakhir dengan bapak. Bila malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan.

Pada saat itu bapak akan sholat tahajud (yang selalu bapak lakukan setiap malam bertahun-tahun). Tapi kali ini bapak ingin tempat tidurnya diputar menghadap kiblat. Ada salah satu dokter menyampaikan kepada bapak, “Kalau sedang sakit, boleh tidak menghadap kiblat bapak.”

Bapak menjawab pelan tapi tegas: “Saya mau menghadap kiblat.”

Akhirnya, kami ikuti keinginan bapak. Suweden, salah seorang yang selalu setia menemani bapak, dibantu Sigit memutar tempat tidur menghadap kiblat. Dan bapak melakukan ibadah sholat tahajud. Subhannalloh.

Kesokan harinya (satu hari sebelum beliau wafat), tim dokter seperti biasanya, memeriksa kesehatan bapak. Selesai diperiksa, bapak memanggil saya.

“Wuk, Tutut, sini kamu deket bapak.”

Advertisements

“Dalem bapak. Bapak ngersaaken menopo. (menginginkan apa),” mendekat saya menjawab.

“Ora (tidak)… Bapak mau bicara. Dengarkan baik-baik,” bapak menjawab lirih.

“Ada apa tho bapak,” bingung saya menyaut.

“Bapak sudah tidak kuat lagi. Bapak ingin menyusul ibumu,” kata bapak.

“Bapak jangan ngendiko (bicara) begitu, Insya Allah bapak akan sembuh kembali,” saya menjawab mulai merinding.

“Kamu dengarkan wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua. Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan. Ingat pesan bapak…, tetap sabar, dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur),” bapak memberi nasehat dengan lirih.

Saya tak dapat menahan air mata saya, tapi saya tidak mau bapak terbebani juga dengan kesedihan saya, saya sampaikan ke bapak: “Bapak jangan ngendiko (bicara) begitu.”

Bapak memegang tangan saya sambil berucap, “Jangan sedih, semua manusia pasti akan kembali kepada-Nya. Tinggal waktunya berbeda. Bapak tidak akan hidup selamanya. Kamu harus ikhlas, Insya Allah kita akan bertemu suatu saat nanti, di alam lain. Dekatlah, dan bersenderlah (bersandar) selalu kalian semua hanya kepada ALLAH. Karena hanya Dia yang pasti bisa membawa kita ke sorga. Doakan bapak dan ibumu.”

Saya terdiam takut, tak dapat menahan air mata.

BACA JUGA: 4 Fakta Pak Harto yang Menarik dan Tak Terlupakan

Setelah istirahat sebentar, bapak melanjutkan pesannya, “Bapak bangga pada kalian semua anak-anak bapak. Selama ini menemani bapak terus. Bapak menyayangi kalian semua, tapi bapak harus kembali menghadap ILLAHI,” bapak berhenti sebentar terlihat capek, tapi saya tidak berani memotongnya, lalu bapak meneruskan lagi bicaranya.

“Teruskan apa yang sudah bapak lakukan, membantu masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita. Jaga baik-baik yayasan yang bapak bentuk. Manfaatkan sebanyak-banyaknya untuk membantu masyarakat,” berhenti sejenak. “Jangan kalian pakai untuk keperluan keluarga. Wis wuk, bapak capai, mau istirahat dulu.”

Saya peluk bapak erat, mencium tangannya, dan segera saya betulkan selimut beliau, dan bapak tidur dengan wajah yang tenang sekali. Di dalam hati, saya berdoa, “Ya ALLAAAAAH, beri saya kekuatan dan kemudahan untuk melaksanakan keinginan bapak, aamiin.”

Sejujurnya saya tidak dapat berfikir dengan jernih saat itu. Hanya doa pada Sang Khalik, untuk kesembuhan bapak kami tercinta.

Sore harinya, bapak agak drop kesehatannya, tim dokter bertanya pada bapak , “Bapak, kami akan memeriksa bapak ya.”

Bapak menjawab, “Tanyakan pada Tutut saja.”

Para dokter agak bingung lalu menyampaikan pada saya. Saya sampaikan, “Ayo saya temani periksa bapak.”

Pada malam harinya, kebetulan saya dan Mamiek jaga bapak. Bapak kelihatan drop sekali. Tapi setiap kami tanyakan, bapak ada yang sakit, bapak hanya geleng kepala.

Sampai pagi akhirnya bapak tertidur dengan tenang, subuh saya dan Mamiek mencoba tidur sebentar. Namun baru sekejap kami tidur sudah dibangunkan suster bahwa bapak kritis. Kami berdua ke kamar bapak. Bapak, ditemani Sigit, nampak tertidur dengan tenang tapi sudah tidak membuka mata. Kami putuskan memanggil semua keluarga. Sesampainya semua di rumah sakit, satu persatu saya minta semua cium tangan bapak, sambil saya dan adik-adik membimbing bapak, membisikkan di telinga bapak, untuk istighfar dan bertasbih. Salah seorang dari perawat bapak, ikut membisikkan terus khalam ILLAHI, sampai terhenti nafas bapak.

Bapak tampak tenang sekali, tidak sedikitpun raut kesakitan di wajah bapak. Saya rasa semua keluarga, sudah hadir semua, bapak semakin tenang helaan nafasnya, hanya tidak membuka mata. Kami berdoa semoga keajaiban terjadi, sehingga bapak diberi kesehatan. Saat menjelang siang, datang adik bapak, ibu Bries Soehardjo, yang baru saja menjalani operasi by pass jantung di Singapore, dan bu Bries tidak pernah diberi tahu bahwa bapak dalam keadaan kritis. Kami ajak masuk ke bapak, kami bisikkan, bahwa bu Bries sudah datang. Rupanya bapak menunggu semua keluarga berkumpul.

Siang itu jam 13.10 , 27 Januari 2008, bertepatan dengan tanggal 18 Muharram dalam kalender hijriyah, bapak kami tercinta kembali menghadap Sang Pencipta, sesuai keinginan bapak, dan takdir Illahi.

BACA JUGA: Lika-liku Perjalanan Cinta Pak Harto dan Bu Tien

Saya tidak pernah mengira, bahwa kemarin adalah, petuah terakhir yang bapak berikan pada saya. Sesungguhnya apa yang Allah kehendaki, itulah yang akan terjadi. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan kehendak-NYA.

“Bapak, guratan cinta kami, menghantar doa kami, menyertai bapak dan ibu, semoga dimaafkan segala kesalahannya, diampuni segala dosanya, diterima semua amal ibadahnya, dimasukkan surga-NYA bersama orang-orang yang Allah cintai sebelum kami. Aamiin … Al Fatehah.

“Bapak, apapun kata orang tentang bapak, di hati kami, bapak telah melakukan, dengan sepenuh keyakinan, kearifan dan keteladanan. Bapak antarkan Bangsa Indonesia, tegak berdiri sama tinggi di tengah-tengah bangsa lain, yang terlebih dahulu maju dan sejahtera. Bapak bawa bangsa ini mengenal kemakmuran, ketenangan dan kesejahteraan dengan seluruh pengabdian bapak yang tak berujung, hingga akhir hayat bapak. Allah lebih tahu yang bapak lakukan, dari pada kami yang masih hidup di dunia.

We all love you bapak dan ibu sayang….

Jakarta 27 September 2008.” []

SUMBER: TUTUTSOEHARTO.ID

Tags: Soeharto
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bersiap Menjadi Ibu

Next Post

Jenazah Kakak Syahrini Keluarkan Air Mata setelah Diperdengarkan Suara Ustaz Abdul Somad

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Israel

PUI Kecam Keras Agresi Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata dan Tuntut Pengadilan Internasional

9 April 2025
Depok

Program Unik Bantuan Makan Sahur (BMS) Khusus Warga Depok

28 Maret 2025
Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan 1 soeharto

Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan

20 Maret 2025
Mat Solar

Mat Solar, di Hari Tuanya, Rajin Datangi Pengajian

18 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Cinta

Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

Nabeez

Khasiat Air Rendaman Kurma (Nabeez)

Oleh Haura Nurbani
13 Mei 2025
0

Air, Keistimewaan Air Zamzam

Ini 7 Keistimewaan Air Zamzam, Sebaik-baiknya Air di Muka Bumi

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0

minyak bumi

Berapa Cadangan Minyak Bumi Indonesia? Kondisi Terkini dan Proyeksi Masa Depan

Oleh Yudi
13 Mei 2025
0

Terpopuler

8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini

Oleh Yudi
11 Mei 2025
0
jantung

Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada.

Lihat LebihDetails

Cara Mengatasi Insomnia, Setengah Jam InsyaAllah Langsung Segera Tidur!

Oleh Haura Nurbani
10 Mei 2025
0
Manfaat Tidur di Awal Malam, Bahaya Tidur Sore untuk Kesehatan, Penyebab Tidur Tidak Teratur, Ketindihan, Tidur di Awal Malam, Cara Mengatasi Insomnia

Berikut adalah tips cara mengatasi insomnia yang bisa membantu Anda tertidur dalam waktu setengah jam, insyaAllah.

Lihat LebihDetails

4 Janji Allah pada Orang Ahli Tahajjud

Oleh Saad Saefullah
3 April 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam

Di antara janji-janji Allah bagi para ahli tahajjud adalah sebagai berikut.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Banyak Sebaiknya Harus Simpan Uang Cash di Rekening?

Oleh Yudi
12 Mei 2025
0
Foto: Freepik

Jumlah uang cash yang sebaiknya disimpan di rekening (baik rekening tabungan atau giro) sangat bergantung pada kebutuhan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.