SOLO–Video tiga orang satpam Museum Keris Solo yang menginterogasi disertai kekerasan fisik terhadap seorang pengayuh becak bikin geger. Kasus tersebut kini telah ditangani polisi.
Video tersebut diunggah oleh sejumlah akun media sosial, seperti akun Instagram _infocegatansolo. Dalam keterangannya, lokasi kejadian tersebut berada di Museum Keris Solo, Jumat (17/4/2020) lalu.
Postingan tersebut diberi keterangan yang berisi cerita dari anak tukang becak itu. Si anak bercerita bahwa ayahnya melompat pagar museum karena mau kencing agar tidak dilihat orang.
BACA JUGA:Â Cerita Pengayuh Becak Terdampak Corona, Sehari Cuma Dapat Rp 10 Ribu
Namun karena ketahuan, ayahnya itu diteriaki maling. Si anak menceritakan bahwa ayahnya mendapat pukulan dan tendangan lantaran tidak mengakui karena merasa tidak mencuri.
Postingan itu mendapat reaksi dari warganet yang menyoroti aksi kekerasan yang dilakukan tiga pria diduga satpam. Namun ada juga yang menilai pengayuh becak tersebut bersalah karena melompat pagar kawasan museum.
Saat dimintai konfirmasi, Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Solo, Didik Sunaryono membenarkan tiga orang yang menginterogasi dalam video tersebut adalah satpam Museum Keris.
Didik pun menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan satpam. Padahal seharusnya adanya penangkapan dikoordinasikan dengan kepolisian.
“Yang disayangkan itu tindakan anarkisnya. Seharusnya sesuai prosedur saja,” ujar Didik kepada wartawan, Senin (20/4/2020).
Didik mengaku telah menindaklanjuti peristiwa tersebut dan juga telah meminta maaf kepada keluarga pengayuh becak itu.
Atas kejadian itu, pihak kepolisian mengamankan ketiga satpam Museum Keris Solo itu.
Kasat Reskrim Polresta Solo AKP Purbo Adjar Waskito mengatakan tiga satpam dijemput di rumahnya. Mereka bersikap kooperatif ketika diperiksa kepolisian.
“Saat ini masih diperiksa sebagai saksi. Kita tunggu gelar perkara dahulu,” kata Purbo di Mapolresta Solo, Senin (20/4/2020).
BACA JUGA:Â 4 Fakta Lailatul Qomariyah, Anak Tukang Becak yang Raih Gelar Doktor di Usia Muda
Ketiga satpam ialah warga Solo berinisial S, Y dan F. Sedangkan tukang becak berinisial N, seorang warga Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo.
Saat diperiksa hari ini, polisi meminta keterangan terkait kejadian pada Jumat (17/4) lalu. Menurutnya, kejadian berawal ketika N masuk ke kawasan museum dengan melompat pagar untuk kencing.
“Satpam melihat N ini melompat pagar, tapi tidak menggubris. Mereka tersulut emosinya hingga menduga N melakukan tindak kejahatan, hingga terjadi dugaan tindak kekerasan,” katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat tidak main hakim sendiri. Jika menemukan aksi kejahatan, masyarakat diminta melaporkan kepada polisi. []
SUMBER: DETIK